Suara.com - Cegah Penyakit Jantung Bawaan, Ini Deteksi Dini yang Perlu Dilakukan
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan bawaan yang paling sering ditemukan. Angka kejadian PJB di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,2 juta kasus dari 135 juta kelahiran hidup setiap tahunnya.
Dari jumlah tersebut, sekitar 300.000 kasus dikategorikan PJB berat yang membutuhkan operasi kompleks agar dapat bertahan hidup. Sementara di Indonesia, angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup (9 : 1000 kelahiran hidup) setiap tahunnya.
Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease, CHD) merupakan kelainan baik pada struktur maupun fungsi jantung yang didapat sejak masih berada dalam kandungan.
Baca Juga: Bukan Penyakit Jantung, Ini Penyebab Kematian Terbesar di Negara Maju
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP (K), FIHA menjelaskan, PJB dapat dideteksi sejak dini, bahkan sejak masih berada dalam kandungan.
"Kunci pencegahan PJB adalah pemeriksaan sebelum kehamilan (prenatal) dan selama kehamilan (antenatal) yang baik," ujar dokter BRM Ario Soeryo Kuncoro saat ditemui Suara.com di kawasan ICE BSD Tangerang, Jumat (20/9/2019).
Ia menyarankan pada kehamilan risiko tinggi seperti pada perempuan di atas usia 35 tahun, pernikahan sedarah (konsanguitas) atau dengan kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, sebaiknya melakukan pemeriksaan antenatal di dokter spesialis kandungan secara teratur.
"Selain itu, mengontrol gula darah yang baik sebelum kehamilan juga dapat menurunkan risiko terjadinya CHD akibat diabetes pada ibu yang berisko munculnya penyakit jantung bawaan pada anak," jelasnya.
Akan tetapi bagi pasien yang sudah menjadi penderita penyakit jantung bawaan disarankan untuk memantau kondisi jantungnya seumur hidup.
Baca Juga: Kanker Geser Penyakit Jantung di Urutan Pertama Penyebab Kematian Terbanyak
"Walaupun sudah pernah diobati saat masih kecil. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi jika terdapat gejala atau tanda-tanda yang membahayakan sejak dini," tandasnya.