Alami Kondisi Kanker Langka, Kepala Pria 74 Tahun Ditumbuhi Tanduk

Jum'at, 20 September 2019 | 07:35 WIB
Alami Kondisi Kanker Langka, Kepala Pria 74 Tahun Ditumbuhi Tanduk
Ilustrasi Cutaneous horn, penyakit kulit yang bentuknya mirip tanduk. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Shyam Lal Yadav, lelaki asal India mengalami kondisi langka, yaitu tanduk kulit atau Cutaneous horns (CH).

Kondisi ini terjadi karena penumpukan keratin, protein yang membentuk rambut, kulit dan kuku. CH lebih umum terjadi pada orang tua, umumnya memengaruhi usia 60 - 70 tahun.

Menurut pada ahli kulit, kondisi ini, yang bersifat kanker, juga cenderung terjadi pada orang yang mempunyai kulit terang.

Inilah yang menyebabkan lelaki dari desa Rahli di Madhya Pradesh ini mempunyai tanduk setinggi 10 sentimeter di tengah kepalanya.

Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan Kulit dr Reisa dan 5 Berita Kesehatan Menarik Lainnya

Yadav mengaku pernah mengalami cedera kepada pada 2014 silam. Rupanya, inilah awal dari pembentukan tanduk yang semakin ke sini semakin tumbuh tersebut.

Dulu, ia sering memotong tanduk tersebut di tukang cukur. Namun, pertumbuhannya justru semakin agresif hingga harus ditangani tim medis.

Tanduk tumbuh di kepala lelaki asal India (YouTube/ Churulazhiyatha Rahasyangal )
Tanduk tumbuh di kepala lelaki asal India (YouTube/ Churulazhiyatha Rahasyangal )

Akhirnya pria yang berprofesi sebagai petani ini menjalani operasi pemotongan tanduk di Rumah Sakit Tirth Bhagyoday di Kota Sagar.

"Sekitar lima tahun yang lalu pasien melukai kepalanya dan kemudian benjolan mulai tumbuh. Karena tanduk terdiri dari keratin, tanduk biasanya dihilangkan dengan pisau cukur steril. Tapi kondisi yang mendasarinya perlu diobati," kata dokter bedah yang menangani Yadav, Dr Vishal Gajbhiye.

Petani itu menghabiskan sepuluh hari di rumah sakit untuk pulih dari operasi dan biopsi pertumbuhan memastikan tanduk itu tidak berbahaya.

Baca Juga: Tanduk Tumbuh di Ibu Jari Wanita Ini Selama 5 Tahun, Kok Bisa?

Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

"Perawatan bervariasi, tetapi dapat terdiri dari pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi," lanjut sang dokter, melansir Daily Mail.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI