Suara.com - Seorang balita 2 tahun dari Malaysia menderita penyakit kronis setelah dikira hanya batuk dan flu biasa. Menurut keterangan ibunya, Mary Anne Loh bahwa anaknya yang bernama Ethan didiagnosis menderita leukemia.
Melalui Facebooknya, Marry Anne mengatakan bahwa mulanya Ethan hanya menderita flu dan batuk disertai demam ringan. Tetapi, gejalanya menghilang tidak sampai seminggu.
Lalu, Ethan kembali menderita flu dan batuk lagi pada 3 Februari. Saat itu gejala penyakitnya tidak disertai demam sehingga Marry Anne masih tenang. Pada Maret 2015, Ethan mulai merasa kesakitan di bawah ketiaknya.
“Sekitar pertengahan 3 Februari flu dan batuk tetapi tidak demam, itu juga hilang dalam waktu kurang dari seminggu. Datang Maret dia mulai mengeluh sakit di bawah ketiaknya yang saya pikir dari bagaimana saya menggendongnya. Saya terus mengawasi, itu terjadi dalam beberapa hari,” tulisnya di Facebook.
Baca Juga: Diyakini Sanggup Mencegah Kanker, Nikmati Kesegaran Segelas Aia Aka
Dua bulan kemudian, anaknya mulai kembali merasa kesakitan di bagian kaki hingga dibawa ke dokter spesialis ortopedi. Tetapi, dokter tak menemukan masalah apapun meskipun sudah melakukan rontgen.
"Dokter ortopedi langsung melakukan rontgen, tetapi ia mengatakan tidak ada masalah kesehatan apapun di kaki anak saya. Namun, dokter memerhatikan bahwa Ethan terlihat sangat pucat dan perutnya kembung," kata Marry Anne dikutip dari Urban Health.
Dokter merasa bahwa limpa dan hati Ethan membesar hingga disarankan untuk melakukan tes darah. Hasilnya, jumlah sel darah putih Ethan sangat tinggi yang artinya ada kemungkinan menderita kanker leukemia.
Esok harinya, Ethan diarahkan menjalani tes sumsum tulang belakang. Hasilnya semakin memperjelas bahwa ia menderita leukemia limfoblastik akut. Dokter langsung menyarankan pengobatan dan perawatan untuk Ethan.
Selama dua tahun, Ethan menjalani kemoterapi. Pada tahun pertama, Ethan harus ke rumah sakit seminggu sekali untuk kemoterapi intravena atau sumsum tulang belakang. Tahun keduanya, Ethan pergi ke rumah sakit dua kali sebulan.
Baca Juga: Top 5 Berita Kesehatan: Rod Stewart Kanker Prostat, Joko Anwar Pernah DBD
Akibat perawatan kombinasi deksametason (sejenis steroid) dan vincristine (obat kemoterapi), Ethan sempat kehilangan total mobilitasnya dari pinggang ke bawah. Kondisi tersebut membuat Mary Anne menangis setiap malam melihat anaknya.
Bahkan Mary Anne sangat ketakutan jika tiba-tiba anaknya berhenti bernapas. Sehingga ia kesulitan tidur nyenyak karena selalu memperhatikan kondisi Ethan.
Beruntungnya, ketakutan Marry Anne terkalahkan dengan kekuatan Ethan untuk bertahan hidup melawan penyakit kankernya.
Setelah 2 tahun menjalani kemoterapi, kondisi Ethan mulai membaik. Kini, kondisi Ethan pun semakin jauh lebih baik dan bisa pergi bermain.