Menyedihkannya, bayi yang terlahir sebagai ODHA ini juga mengalami kekurangan obat ARV untuk anak. Mereka terpaksa harus diberikan obat orang dewasa setiap hari dengan cara diberikan dosis setengah dari orang dewasa dibelah dan digerus.
"Di Kemenkes bilang nominalnya ada biayanya, tapi untuk ODHA anak-anak belum tinggi angkanya, masa tunggu tinggi dulu, temen saya di Kalimantan HIV positif terlalu ontime tidak pernah putus. Anaknya sakit terus di cek satu hari demam masih tinggi berarti ada yang salah dengan pengobatan," ceritanya
"Orang tuanya mendesak mengganti obat anaknya, karena dokter kebingungan mau diganti kemana, karena ada SOP pengobatannya. Akhirnya dengan perjuangan, minuman obat untuk anak dikit dan tidak berasa, akhirnya diberikan obat dewasa," lanjutnya.
Sekedar informasi, obat ARV harus terus menerus diminum para ODHA demi mencegah resistennya virus tubuh dan menggerogoti kesehatan, hingga berefek pada kematian.
Baca Juga: Penderita HIV AIDS Terancam Tak Bisa Konsumsi Obat ARV