Stok Obat ARV Sering Kosong, ODHA Sulit Dapatkan Pengobatan

Kamis, 19 September 2019 | 16:28 WIB
Stok Obat ARV Sering Kosong, ODHA Sulit Dapatkan Pengobatan
Ilustrasi obat ARV yang wajib diminum ODHA. [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stok ARV Sering Kosong, ODHA Sulit Dapatkan Pengobatan

Isu kekosongan stok obat antiretroviral (ARV) yang harus diminum pengidap HIV atau ODHA setiap hari, tenyata bukan isapan jempol belaka. Hal ini dirasakan langsung oleh para ODHA baik di kota besar hingga di pedalaman Indonesia.

Nining Ivana dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) mempertanyakan keseriusan pemerintah untuk menekan jumlah angka ODHA di Indonesia dengan menyediakan obat ARV. Bahkan di ibukota Jakarta sekalipun kekosongan itu ditemukan.

Baca Juga: Penderita HIV AIDS Terancam Tak Bisa Konsumsi Obat ARV

Sekalipun ada, obat berasal bukan dari pihak pemerintah, melainkan bantuan dari global fund atau dana hibah.

"Sampai hari ini saya selalu tanya pemerintah dengan ARV serius nggak sih bantu kami sebagai ODHA, karena sampai hari ini ditemukan kekosongan ARV kekosongan layanan. Di Jakarta tidak ditemukan kekosongan, cuma ketiadaan, saat ini dibantu global fund," ujar Nining dalam konferensi pers bersama SEKNAS FITRA di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2019).

Nining mengatakan, kalau terus menerus ODHA dicap dengan stigma buruk pergaulan bebas dan sampah masyarakat, bahkan stigma itu juga dilakukan pemerintah, maka tidak akan mampu menghasilkan solusi. Karena kini, ODHA juga banyak dari kalangan ibu rumah tangga.

"Setiap ada anggota ODHA yang baru dari ibu rumah tangga, faktor risikonya di mana, ditularkan dari suami, kalau bicara lagi stigma ini menghambat, kalau saja HIV/AIDS bukan dilihat stigma tapi dilihat dari penyakitnya," ungkap Nining menggebu-gebu.

Nining mendapati kawannya sesama ODHA harus menerima kenyataan kekosongan obat ini membuat ia terpaksa harus mengonsumsi ARV yang ada. Sementara ia sudah cocok dengan obat yang lama, saat berganti efek obatnya membuat kawan Nining merasakan pusing seperti gempa bumi setiap harinya usai meminum obat.

Baca Juga: Tender Obat ARV Gagal, Kemenkes Jamin Penderita ODHA Tak Perlu Khawatir

"Kebayang teman saya merasakan seperti gempa bumi. Apa yang terjadi kalau terjadi terus obat diganti angka putus obat makin tinggi, kesakitannya juga makin tinggi, angka kematian dan penularan ARV makin tinggi," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI