Studi : Banyak Remaja di AS Lepas Keperawanan karena Terpaksa

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Kamis, 19 September 2019 | 12:52 WIB
Studi : Banyak Remaja di AS Lepas Keperawanan karena Terpaksa
Studi : Banyak Remaja di AS Lepas Keperawanan karena Terpaksa (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi : Banyak Remaja di AS Lepas Keperawanan karena Terpaksa

Bagi lebih dari 3,3 juta remaja perempuan dan perempuan di Amerika, berhubungan seks untuk melepas keperawanan mereka untuk pertama kalinya terjadi bukan karena suka sama suka, dan ternyata itu merupakan pengalaman yang traumatis, demikian menurut sebuah penelitian.

"Seorang dokter praktik kemungkinan menjumpai beberapa pasien setiap minggu yang mengalami bentuk trauma ini," ungkap para penulis sebuah studi yang diterbitkan minggu ini di jurnal kedokteran JAMA Internal Medicine seperti mengutip VOAIndonesia.

Para penulis mencatat "gerakan #MeToo telah menyoroti seberapa sering perempuan mengalami kekerasan seksual, tetapi tidak ada penelitian terbaru yang mengkaji prevalensi seks yang dipaksakan selama pengalaman seksual pertama anak perempuan dan perempuan atau konsekuensi kesehatannya.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Keperawanan Wanita, Jangan Sampai Salah Kaprah!

Lima puluh persen remaja perempuan yang melaporkan dipaksa berhubungan seks dan melepas keperawanan mereka mengatakan mereka dipaksa oleh seseorang yang lebih besar, seniornya, atau lelkai yang lebih tua. Separuh lebih menggambarkan tekanan secara verbal, dan 46 persen mengatakan mereka dibuat tidak berdaya.

Selain itu, sebanyak 22 persen remaja perempuan melaporkan bahwa mereka dibius, 26 persen melaporkan mereka merasa terancam secara fisik atau tersakiti secara fisik sebanyak 25 persen.

Rangkaian persamaan pelakunya adalah gender yang memiliki sedikit perbedaan sosial ekonomi atau ras.

"Berhubungan seksu secara paksa dilaporkan oleh remaja perempuan dari semua kelompok ras dan etnis dan sedikit bervariasi berdasarkan status kemiskinan, tingkat pencapaian pendidikan, atau tempat kelahiran," demikian laporan studi itu.

Dibandingkan dengan perempuan yang secara sukarela menyetujui berhubungan seks untuk pertama kalinya melepas keperawanan, perempuan yang dipaksa kecil kemungkinannya berkulit putih namun besar kemungkinannya dilahirkan di luar AS, berpendapatan di bawah tingkat kemiskinan dan kecil kemungkinannya berpendidikan perguruan tinggi. 

Baca Juga: Keperawanan Dipertanyakan Lewat Foto Ini, Begini Kata Dinar Candy

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI