Bakteri di Laut Makin Resistan Antibiotik, Pecinta Sushi Perlu Waspada!

Rabu, 18 September 2019 | 14:30 WIB
Bakteri di Laut Makin Resistan Antibiotik, Pecinta Sushi Perlu Waspada!
Ilustrasi sushi (pixabay/born_in_88)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti yang mempelajari lumba-lumba menemukan jumlah bakteri yang kebal antibiotik di laut telah berlipat ganda dalam kurun waktu lima tahun.

Hal ini membuat pecinta makanan laut dapat berisiko resisten terhadap antibiotik juga.

Tim peneliti dari Florida Atlantic University menangkap 171 lumba-lumba hidung botol, mengambil penyeka dan melepaskannya di Indian River Lagoon antara tahun 2003 dan 2015.

Dari penyekaan tersebut, mereka menemukan bakteri seperti E. coli, Vibrio alginolyticus (bakteri penyebab keracunan makanan) dan Acinetobacter baumannii (bakteri dari infeksi yang didapat di rumah sakit) telah meningkat jumlahnya.

Baca Juga: Fakta Baru Keracunan Massal Sukabumi: Dinas Kesehatan Temukan Bakteri Ini!

“Kami telah melacak perubahan dari waktu ke waktu dan telah menemukan peningkatan yang signifikan dalam resistensi antibiotik pada isolat (mikroorganisme) dari hewan-hewan ini," ujar ketua peneliti Adam Schaefer.

Ilustrasi bakteri. [Shutterstock]
Ilustrasi bakteri resisten terhadap antibiotik [Shutterstock]

Menurutnya, mikroorganisme yang diidentifikasi pada lumba-lumba bersumber dari manusia, memasuki lingkungan laut melalui aktivitas manusia atau pembuangan dari sumber terestrial.

Penemuan baru ini menunjukkan ikan mentah atau setengah matang dapat mengandung bakteri yang tidak dapat dimatikan bahkan dengan obat 'terkuat'.

Ini disebut dengan resistensi antimikroba (AMR) di mana bakteri, virus, dan beberapa parasit lain mampu melawan efek antibiotik, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kasus ini biasanya terjadi ketika orang mengambil dosis antibiotik yang salah atau jika mereka meminumnya padahal tidak perlu.

Baca Juga: Luka di Kaki, Bocah 4 Tahun Idap Sepsis Akibat Bakteri Pemakan Daging

Sayangnya, karena tidak ada antibiotik terbaru yang dikembangkan dalam beberapa dekade, hal ini menjadi masalah yang lebih besar. Artinya, bakteri dan virus berevolusi serta semakin kuat melawan obat-obatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI