Suara.com - Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Bikin Anak Rentan Gangguan Emosional?
Jarak kehamilan terlalu dekat memang tidak dianjurkan dari sisi kesehatan, karena berisiko membuat tumbuh kembang anak tidak maksimal.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, ada lagi risiko bahaya jarak kehamilan terlalu dekat, yakni membuat anak rentan mengalami gangguan emosional.
Hasto dalam kunjungan kerjanya ke Sragen Jawa Tengah, Selasa, menyampaikan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi gangguan emosional dan mental di Indonesia ada di angka 8,1 persen. Ia meyakini, salah satu faktornya adalah karena jarak kehamilan terlalu dekat.
Baca Juga: Psikiater Sebut Siswa SMK Berisiko Alami Gangguan Emosional, Kok Bisa?
"Tiap 100 orang di Indonesia, gara-gara hamilnya jaraknya dekat, delapan orang anaknya agak error sedikit karena gangguan mental emosional," kata Hasto, dilansir Antara.
Dia menjelaskan beberapa contoh dari gangguan mental emosional yang bisa terjadi adalah kleptomania, megalomania, anxiety, dan kelainan seksual voyeurisme.
Kleptomania adalah kondisi di mana seseorang senang mengambil barang orang lain dan dilakukan secara terus berulang.
Sementara megalomania atau juga disebut gangguan narsisistik personal membuat seseorang sering membicarakan kehebatan-kehebatan dirinya pada orang lain.
"Kalau cerita tentang dirinya, dirinya paling benar sendiri. Semua diceritakan pada orang lain bahwa dirinya paling hebat," kata Hasto lagi.
Baca Juga: Ingin Tahu Sejauh Mana Kecerdasan Emosional Anda? Coba Tes Kepribadian Ini
Anxiety adalah sifat cemas yang sering dialami oleh seseorang di berbagai kondisi. Hasto menyebut orang dengan gangguan kecemasan sulit untuk maju karena sering berprasangka.
Selanjutnya voyeurisme adalah kelainan seksual yang mendorong seseorang senang mengintip orang lain saat sedang mandi, menanggalkan pakaian, atau melakukan kegiatan seksual. Orang dengan voyeurisme merasa terpuaskan hasrat seksualnya hanya dengan mengintip.
Hasto mengatakan gangguan mental emosional bisa disebut sebagai gangguan jiwa ringan. Oleh karena itu Hasto menyampaikan pentingnya menjaga usia kehamilan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Untuk menghasilkan produk manusia unggul dipengaruhi dari jarak kehamilan satu dengan yang lain," tutupnya. (ANTARA)