"Kita datangi, kita beri oksigen konsentrator kemudian Puskesmasnya kita tutup pakai kain dakron. Tim Puskris mau mengecek lagi ke sana," tambah dr. Yuri.
Rencananya, tambah dr. Yuri, kalau oksigen konsentrator ini sesuatu yang bagus maka Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dapat meminta Puskesmas untuk menggunakan oksigen konsentrator.
"Ke sini juga, kami mengirim (oksigen konsentrator) ke Riau," katanya.
Terkait teknologi tepat guna ini, Menkes Nila mengatakan bisa dijadikan contoh untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat Karhutla.
Baca Juga: Dampak Kabut Asap, 100 Ribu Orang Kena ISPA di Kalimantan dan Sumatera
"Ini bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya. Bisa kita gunakan untuk masyarakat. Jangan sampai kita telat lagi dalam pencegahan," tutupnya.