Orangtua Wajib Tahu, Cara Lindungi Anak dari Bahaya Kabut Asap

Senin, 16 September 2019 | 19:00 WIB
Orangtua Wajib Tahu, Cara Lindungi Anak dari Bahaya Kabut Asap
Lindungi anak dari bahaya kabut asap. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orangtua Wajib Tahu, Cara Lindungi Anak dari Bahaya Kabut Asap

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, mulai menimbulkan masalah kesehatan, tak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Salah satunya adalah masalah pernapasan.

Terkait hal ini, dr. Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, melalui akun Instagramnya menjelaskan efek negatif paparan asap terhadap anak dan tips yang bisa dilakukan orangtua agar bisa mengurangi paparan asap dan terhindar dari masalah pernapasan yang lebih serius.

Dalam unggahannya di akun @metahanindita, dr. Meta mengatakan hal ini harus dilakukan, karena paru-paru anak masih dalam tahap perkembangan dan saluran napasnya masih sempit, jika dibandingkan orang dewasa.

Baca Juga: Berselimut Kabut Asap, Sekolah di Sumatera dan Kalimatan Libur Mendadak

"Anak menghirup udara lebih banyak perkilogram berat bada dibandingkan orang dewasa, sehingga anak jadi lebih rentan terhadap efek negatif asap," tulisnya.

Pengaruh asap, lanjut dia, yang paling umum dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan hingga penurunan fungsi paru. Risiko akan menjadi lebih tinggi pada anak yang memiliki penyakit sebelumnya, seperti penyakit jantung, asma, serta malnutrisi.

Kota Pekanbaru diselimuti asap kebakaran hutan. (Antara)
Kota Pekanbaru diselimuti asap kebakaran hutan. (Antara)

"Bisa sesak napas, napas cepat, mengi, batuk, rasa panas atau terbakar pada saluran napas dan mata, nyeri dada, pusing, berkunang-kunang, dan lain-lain," jelasnya.

Karenanya, berikut langkah yang orangtua harus lakukan:

  1. Sebaiknya, tetaplah berada di dalam ruangan dengan jendela dan pintu tertutup.
  2. Bagi Anda yang menggunakan AC di rumah, pasanglah mode 'recirculate' dan bersihkan filternya secara rutin.
  3. Begitupun saat Anda sedang berada di kendaraan seperti mobil. Tutup jendela dan ventilasi mobil dan pasang AC pada mode 'recirculate'.
  4. Saat paparan asap sedikit berkurang, buka ventilasi rumah dan bersihkan partikel debu yang menumpuk.
  5. Hindari juga aktivitas dalam rumah yang dapat menambah kontaminasi, seperti memasak dengan gas, merokok,atau membakar kayu.
  6. Untuk menjaga kelembaban membran mukosa, cobalah gunakan humidifier atau bernapas lewat kain basah.

Untuk pemakaian masker, dr. Meta juga menginformasikan beberapa hal yang harus diperhatikan:

Baca Juga: Dampak Kabut Asap, Penerbangan di Bandara Supadio Pontianak Terganggu

  • Masker cat, debu, dan bedah tidak efektif mencegah inhalasi partikel halus di udara.
  • Masker N95 hanya efektif bila dipakai dengan tepat pada wajah.
  • Masker yang ukurannya lebih kecil dari standar bisa tampak sesuai dipakai anak, tapi produsen masker tidak menyarankan masker tersebut untuk anak. Jadi, jika anak terpapar asap parah sampai memerlukan masker, sebisa mungkin membawanya ke tempat dengan udara yang lebih bersih.
  • Ganti masker jika sudah kotor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI