Fakta Baru Keracunan Massal Sukabumi: Dinas Kesehatan Temukan Bakteri Ini!

Senin, 16 September 2019 | 16:07 WIB
Fakta Baru Keracunan Massal Sukabumi: Dinas Kesehatan Temukan Bakteri Ini!
Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mendatangi korban keracunan di RS Sekarwangi Cibadak, Kamis (12/9/2019). (Foto: Sukabumiupdate.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menemukan fakta baru terkait fenomena keracunan massal di Kampung Pangkalan, Sukabumi, Jawa Barat, yang terjadi beberapa hari lalu.

Berdasarkan penyelidikan epidemologi yang telah dilakukan, Plt Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi, Harun Alrsyid menyebut, ditemukan bakteri Campylobacter Jejuni (Kampilobakter).

"Dari hasil pemeriksaan sementara, diambil dari sediaan feses atau tinja, itu ditemukan bakteri Campylobacter Jejuni (Kampilobakter). Bakteri ini akan sangat cepat perkembangannya pada suhu di musim kemarau," ujar Harun dilansir sukabumiupdate.com (jaringan Suara.com), Jumat (13/9/2019).

Menurut Harun, bakteri dapat menyebar melalui hewan. Ini mengacu pada sediaan feses yang diambil.

Baca Juga: Tewaskan 2 Orang, Ini Temuan Fakta Baru Kasus Keracunan Massal di Sukabumi

Bakteri juga dapat mengontaminasi daging ayam dan telur.

Korban keracunan di Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. (Foto:Nandi / via Sukabumiupdate.com)
Korban keracunan di Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. (Foto:Nandi / via Sukabumiupdate.com)

"Kita lihat di lapangan masih ada tinja-tinja tikus. Mungkin dari hewan itu. Kemudian kita lihat ada perubahan warna yang signifikan pada telur. Yang harusnya warna kekuningan jadi warna merah," lanjutnya.

Melansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), spesies Kampilobakter tersebar luas di sebagian besar hewan berdarah panas. Misalnya, unggas, sapi, domba hingga anjing.

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang yang terinfeksi Kampilobakter biasanya mengalami diare (seringnya berdarah), demam dan kram perut. Dan dapat disertai dengan mual serta muntah.

Gejala-gejala ini biasanya mulai dalam dua hingga lima hari setelah paparan dan berlangsung sekitar seminggu.

Baca Juga: Satu Santriwati yang Diduga Keracunan di Blitar Dilarikan ke Rumah Sakit

Sebagian besar infeksi Kampilobakter dikaitkan dengan makan unggas mentah atau kurang matang. Bisa jadi dari kontaminasi makanan lain oleh daging ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI