Suara.com - Alat Masih Impor, Penyebab Mahalnya Biaya Berobat ke Dokter Gigi
Tingkat ketergantungan Indonesia terhadap produk impor di bidang kesehatan memang cukup tinggi, tak terkecuali dalam bidang kesehatan gigi. Pakar mengungkap, 90 persen peralatan dan bahan gigi masih sangat bergantung pada produk luar negeri.
"Saya kalau mau ungkap jumlahnya sedih, peralatan dan bahan baku yang dibuat di dalam negeri tidak sampai 10 persen angkanya, selebihnya impor," ujar Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp. BM(K) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, Jumat (13/9/2019).
Peralatan dan bahan baku gigi impor, menjadikan harganya jauh lebih mahal dibanding bila Indonesia bisa membuatnya sendiri di dalam negeri, dengan konsep ATMP (amati, tiru, modifikasi, dan produksi). Karena terus impor harga akan terus dipengaruhi nilai tukar dolar.
Baca Juga: Langka, Dokter Gigi Cabut 500 Gigi dari Bocah 7 Tahun Ini
Lalu apakah itu penyebab biaya ke dokter gigi mahal, dan membuat masyarakat ogah pergi berobat saat giginya sakit?
Hal ini dibenarkan Drg. Budiono Susilo, MPH. Ia menyebut bahan menambal gigi yang bolong, obat, hingga peralatan membuat biaya ke dokter gigi membengkak, terlebih jika memerlukan pengobatan tambahan.
"Jadi sebenarnya, pandangan 'ke dokter gigi mahal', sebetulnya nggak mahal, yang mahal bahannya," ujar Drg. Budiono di waktu yang bersamaan.
Kebijakan pemerintah yang masih membebankan pajak untuk peralatan medis juga jadi masalah bertambahnya biaya pengobatan. Namun terlepas permasalahan defisitnya BPJS Kesehatan, kata Drg. Budiono kini pemerintah telah menjamin seluruh pengobatan termasuk untuk gigi.
"Jadi sekarang ini sudah ada BPJS, tidak ada alasan lagi 'ah, sakit gigi mahal, kumur-kumur pakai air garam', itu dulu. Sekarang beda lagi, apalagi sekarang tidak hanya puskesmas, rumah sakit klinik swasta juga boleh, mereka memberikan pengobatan, tinggal masyarakat milihnya yang mana," pungkasnya.
Baca Juga: Pergi ke Dokter Gigi, Lelaki Ini Malah Kehilangan Kaki dan Tangannya