Suara.com - Penelitian Terbaru Temukan Cara Ampuh Obati Patah Hati dan Susah Move On.
Banyak asumsi mengatakan patah hati akibat perceraian atau putus cinta memiliki dampak emosional yang sangat parah. Bahkan, dalam periode tertentu dapat membahayakan kesehatan, baik mental maupun fisik.
Nah, belum lama sebuah studi menemukan sebuah cara untuk mengobati patah hati dan susah move on. Yaitu dengan cara membuat tulisan yang ekspresif dan cerita sangat dalam.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasi di jurnal Psychometric Medicine: Journal of Biobehavioral Medicine, bentuk penulisan khusus yang menceritakan pengalaman pahit dan menyedihkan dapat membantu kesehatan postdivorce.
Penelitian tersebut juga menemukan, tulisan ekspresif setelah setelah putus cinta membantu memperbaiki kesehatan kardiovaskular, itu pun jika jurnal si penderita menceritakan cerita secara lengkap dan detail.
Baca Juga: Mau Awet Muda? 5 Kebaikan Minum Air Mineral untuk Kecantikan ala dr Reisa
Penulis peneliti Kyle Bourassa yang menyelesaikan studinya di University of Arizona mengakatan, menulis cerita dengan cara yang terstruktur, tidak hanya mengalamati kembali emosi Anda, tapi juga memberi makna pada cerita tersebut. Sebab cara ini memungkinkan Anda memproses perasaan tersebut dengan cara yang lebih fisiologis.
"Struktur ini dapat membantu orang memahami pengalaman mereka, sehingga memungkinkan mereka move-on daripada sekadar berputar dan mengulangi kembali emosi negatif berulang-ulang," ungkap Kyle Bourassa seperti dikutip dari Popsugar, Kamis (12/9/2019).
Penelitian tersebut melibatkan 109 peserta yang baru bercerai, kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Satu set peserta diminta untuk menulis tentang hubungan dan pengalaman perpisahan mereka. Kelompok kedua menulis tentang situasi mereka tapi dalam bentuk narasi sehingga ceritanya memiliki alur awal, tengah, dan akhir. Kelompok ketiga hanya diberitahu untuk menulis tentang kegiatan sehari-hari mereka tanpa fokus pada emosi atau hubungan.
Peserta diberi waktu menghabiskan 20 menit per hari untuk menulis jurnal dalam waktu tiga hari berturut-turut. Kemudian peneliti mengevaluasi kesehatan kardiovaskular setiap peserta pada awal percobaan dan selama kunjungan lanjutan dalam kurun waktu bulan-bulan berikutnya.
Delapan bulan setelah penulisan jurnal diselesaikan, para ilmuwan menemukan bahwa kelompok ekspresif memiliki tingkat detak jantung yang rendah serta variabilitas denyut jantung yang lebih tinggi, ini artinya kesehatan jantung baik.
Baca Juga: Penelitian Sebut Vaksin Flu Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke
Kyle menjelaskan, perubahan tingkat denyut jantung dan variabilitas denyut jantung dapat mempengaruhi hasil kesehatan dan bahkan penyakit dari waktu ke waktu, dan penelitian itu memberikan bukti kausal bahwa gaya penulisan tertentu dapat mengubah proses fisiologis ini.