Suara.com - Teliti Manfaat Pangan Lokal, 63 Mahasiswa Raih Bantuan Dana Riset
Penelitian soal manfaat pangan lokal Indonesia untuk kesehatan harus terus digiatkan. Berbekal semangat tersebut, Indofood Riset Nugraha (IRN) kembali digelar untuk ke-13 kalinya.
Tujuannya, mendorong mahasiswa dan universitas untuk jeli dan peka terhadap potensi pangan lokal untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan.
"Kami berharap hasil penelitian mahasiswa melalui program IRN dapat menginspirasi dan berkontribusi pada pengembangan sistem pangan dan diversifikasi pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis komoditi lojal yang khas dan berkelanjutan untuk prestasi bangsa," ujar Ketua Tim Pakar IRN, Prof Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, MSc, dalam acara Penandatanganan MoU Bantuan Dana Riset Program IRN di Indofood Tower, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2019).
Baca Juga: Keamanan Pangan Langkah Pertama Menuju Pola Makan Sehat
Sebanyak 63 mahasiswa terpilih mendapat bantuan dana riset sekaligus pendampingan dan bimbingan teknis Tim Pakar IRN. Para mahasiswa ini akan dibantu dalam menyelesaikan penelitian yang menjadi syarat untuk lulus dan mendapat predikat sarjana S1.
Para mahasiswa ini dikukuhkan pada 30 Agustus 2019. Proses seleksi yang ketat akhirnya dari 318 proposal penelitian terpilihlah 63 proposal terbaik dan diberi bantuan riset. Para mahasiwa terpilih ini berasal dari 35 universitas negeri dan swasta yang berbeda se-Indonesia.
"Ini merupakan kesempatan yang istimewa bagi para mahasiswa karena tidak hanya memperoleh bantuan dana, mereka juga akan mengikuti pelatihan, coaching clinic serta selama melakukam penelitian mereka akan dibimbing dan didampingi pakar-pakar yang sudah dikenal baik Indonesia maupun di tingkat global," imbuh Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk sekaligus Ketua Program IRN Suaimi Suriady.
Program rutin tahunan ini terbuka bagi mahasiswa S1 yang telah menyelesaikan tugas akhirnya dan berasal dari berbagai jurusan, menjadikan sumber daya pangan lokal darat atau laut bidang produksi agro teknologi, pasca panen dan pengolahan, kesehatan gizi masyrakat, dan bidang sosial ekonomi dan budaya.
Tiga dari 63 mahasiswa terpilih juga diberi penghargaan sebagai peneliti terbaik dengan meliputi lima aspek penilaian yakni pelaksanaan penilaian, mutu penelitian, teknik presentasi, penguasaan materi, dan sikap peneliti.
Baca Juga: Saatnya Jakarta Bebas Pangan Berformalin
Adapun 3 mahasiswa yang terpilih ialah Mariska Pricilla Universitas Surya Tangerang, Muhammad Fahrrozi Absirin Institut Pertanian Bogor, dan Sayyidul Fath Universitas Syiah Kuala Aceh.