Studi: Ibu yang Stres Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Kepribadian Anaknya

Sabtu, 07 September 2019 | 06:00 WIB
Studi: Ibu yang Stres Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Kepribadian Anaknya
Ilustrasi ibu kelelahan dan stres [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi: Ibu yang Stres Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Kepribadian Anaknya.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh British Journal of Psychiatry mengungkapkan, anak yang dilahirkan dari rahim perempuan yang mengalami stres parah ketika hamil, 10 kali lebih mungkin mengembangkan gangguan kepribadian pada usia 30 tahun.

Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, tim peneliti harus melakukan penelitian terhadap lebih dari 3.600 perempuan hamil di Finlandia dilansir dari BBC.

Mereka ditanya tentang tingkat stres untuk kemudian ditindaklanjuti datanya kepada anak-anak mereka.

Baca Juga: Stres Media Sosial, Seperti Apa Gejalanya?

Selain itu ada faktor penting lain yang menjadi perhatian peneliti seperti bagaimana anak-anak dibesarkan, situasi keuangan keluarga dan trauma yang dialami selama masa kanak-kanak.

Bagaimana penelitian dilakukan?

Setiap bulan selama kehamilan, peneliti meminta responden menjawab pertanyaan tentang tingkat stres mereka. Mereka yang melahirkan pada periode 1975 dan 1976 harus mengatakan apakah mereka memiliki sedikit stres, stres atau tidak stres.

Dan ketika anak-anak mereka menginjak usia 30 tahunan, ada 40 orang yang diagnosa mengalami gangguan kepribadian. Semuanya merupakan kasus yang parah sampai harus masuk ke rumah sakit.

Kesimpulannya, studi ini menemukan bahwa tingkat stres yang tinggi dan berkepanjangan selama kehamilan dapat memiliki efek jangka panjang yang berpotensi pada anak-anak mereka.

Baca Juga: Makan Banyak Saat Stres? Kenali Emotional Eating dan Cara Mengatasinya

Anak-anak yang terpapar stres ibu, 9,53 kali lebih mungkin mengembangkan gangguan kepribadian daripada mereka yang ibunya tidak mengalami stres.

Gangguan kepribadian sendiri bisa berupa perasaan sangat cemas atau tidak stabil secara emosional, bersikap paranoid atau anti-sosial. Gangguan kepribadian diperkirakan mempengaruhi sekitar satu dari 20 orang.

Orang dengan gangguan kepribadian dianggap cenderung memiliki masalah seperti kesehatan mental, depresi, hingga masalah narkoba dan alkohol.

Penulis utama studi, Ross Brannigan dari Royal College of Surgeons di Irlandia, mengatakan: "Studi ini menyoroti pentingnya memberikan kesehatan mental dan dukungan stres bagi perempuan hamil dan ibu dalam keluarga selama masa antenatal dan postnatal agar mengurangi gangguan kepribadian pada anak."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI