Heboh Disertasi Mahasiswa UIN, Ini Dampak Psikologis Hubungan di Luar Nikah

Rabu, 04 September 2019 | 17:50 WIB
Heboh Disertasi Mahasiswa UIN, Ini Dampak Psikologis Hubungan di Luar Nikah
Ilustrasi hubungan seks. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan, disertasi Abdul Aziz, mahasiswa doktoral Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul "Konsep Milk Al-Yamin Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital" menjadi perbincangan.

Disertasi itu menyinggung soal hubungan seks di luar nikah dengan batasan tertentu tak melanggar syariat.

Konsep Milk Al Yamin dapat digunakan sebagai pemantik munculnya hukum Islam baru yang melindungi hak asasi manusia dalam hubungan seks di luar nikah atau nonmarital secara konsensual.

Hal ini lantas dipandang seolah mendukung hubungan seks di luar nikah, asalkan tidak memiliki hubungan darah, pesta seks, homoseksual maupun mempertontonkan kegiatan seks di depan umum.

Baca Juga: Garap Disertasi Kontroversial, Abdul Aziz Akui Batinnya Bergejolak

Terkait hal tersebut, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Koentjoro memiliki pandangan sendiri tentang hubungan seks di luar nikah dari sisi psikologis.

Menurutnya, hubungan seks di luar nikah ini bisa menimbulkan perasaan bersalah dan berdosa pada orang yang melakukannya.

"Kalau dia melakukan hubungan di luar nikah, ya pasti akan ada guilty feeling dan merasa berdosa," kata Profesor Koentjoro ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (4/9/2019).

Abdul Aziz, mahasiswa program doktor UIN Sunan Kalijaga Jogja, mengajukan konsep Milk Al Yamin yang digagas Muhammad Syahrur dalam ujian terbuka disertasi berjudul “Konsep Milk Al Yamin Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital di UIN Sunan Kalijaga”. [dok.pribadi]
Abdul Aziz, mahasiswa program doktor UIN Sunan Kalijaga Jogja, mengajukan konsep Milk Al Yamin yang digagas Muhammad Syahrur dalam ujian terbuka disertasi berjudul “Konsep Milk Al Yamin Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital di UIN Sunan Kalijaga”. [dok.pribadi]

Prof. Koentjoro berpandapat hal seperti ini di Indonesia tidak bisa disamakan dengan budaya barat yang sudah terbiasa dengan fenomena hidup bersama.

Bagi mereka yang hidup di lingkungan budaya barat, mungkin tidak akan memiliki perasaan bersalah ketika melakukan hubungan seks di luar nikah. Itu berbeda dengan orang Indonesia yang hidup bersama aturan agama dan sosial.

Baca Juga: Disertasi Seks Tanpa Nikah Belum Direvisi, Ijazah Abdul Aziz Ditahan

"Kecuali kalau itu di dunia barat. Di sana itu kan ada living together, hidup bersama, ya itu kan karena sudah biasa terjadi di sana. Sehingga mereka melakukan itu tidak ada guilty feeling. Tapi di sini, aturan itu masih bersangkutan dengan agama, normal sosial dan budaya pasti akan ada guilty feeling," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI