Suara.com - Setelah dinyatakan sembuh pada awal 2019 lalu, kanker kelenjar getah bening Ria Irawan dikabarkan kambuh lagi.
Hal ini diketahui dari unggahan kakaknya, Dewi Irawan di Instagram. Dewi mengunggah foto Ria Irawan sedang menjalani pengobatan di rumah sakit dan dijenguk oleh sejumlah rekan artis.
Ternyata Ria Irawan sudah menjalani pengobatan kanker kelenjar getah bening keduanya ini sejak Agustus 2019.
"Haqul yaqqin Allah SWT maha Pengatur skejul. Sebelumnya sudah senang banget sambil nunggu syuting fase 2 film #imperfect (break satu bulan). Bisa liburan bentar lah. Juga setelah 'wrap' syuting webseries satu bulan #ACI," tulis Dewi Irawan di Instagram, yang diunggah 20 Agustus lalu.
Baca Juga: Derita Kanker Kelenjar Getah Bening, Ria Irawan Kembali Lemah
"Tapi Allah SWT nyuruh tolongin Ria yang lagi drop. (Alhamdulillah kondisi ibu sudah jauh membaik, di rumah dan ada suster yang jaga). Alhamdulillah punya suami @lucafmarini yang sangat pengertian, beruntung juga kami tinggal berdekatan. Cinta dan kasih sayang sesama saudara kandung. Bila yang satu sedang lemah, saudara-saudara yang lain harus bantu menguatkan," sambung Dewi Irawan.
Dalam beberapa kasus, seorang mantan penderita kanker bisa terserang penyakit ini lagi seperti Ria Irawan. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti efek samping pengobatan kanker pertama hingga gaya hidup setelah sembuh.
Melansir dari American Cancer Society, Anda perlu berkonsultasi kepada dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat ketika kanker kambuh kembali.
Pastikan Anda memahami setiap tujuan perawatan kanker kedua. Seperti perawatan itu akan mengendalikan kanker Anda atau hanya sekadar membuat nyaman.
Hal lain yang perlu dipikirkan adalah sel kanker bisa menjadi resisten terhadap kemoterapi. Tumor yang kembali sering tidak menanggapi pengobatan sebaik tumor pertama.
Baca Juga: Di Negara Maju, Kanker jadi Penyebab Kematian Tertinggi pada Orang Dewasa
Tak ada salahnya untuk menanyakan mengapa jenis pengobatan tertentu disarankan untuk melawan kanker yang kedua. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui seberapa besar risiko kanker akan menyerang lagi ketiga kalinya.