Korban Vape di Amerika Berjatuhan, Pakar Kesehatan Peringatkan Risikonya

Rabu, 04 September 2019 | 15:10 WIB
Korban Vape di Amerika Berjatuhan, Pakar Kesehatan Peringatkan Risikonya
Ilustrasi vape (rokok elektrik). (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyaknya korban pengguna vape mendorong ahli medis mengeluarkan peringatan terkait masalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh rokok elektrik tersebut.

Badan perlindungan kesehatan Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan masyarakat harus menimbang untuk menahan diri dari menggunakan produk-produk rokok elektrik, pada Jumat (30/8/2019).

Sejauh ini, pemerintah AS telah mengidentifikasi 215 kemungkinan kasus penyakit paru-paru terkait vaping di 25 negara bagian. Namun penyebabnya masih belum diketahui, menurut The Sun.

Menurut kepala ahli paru anak di Mineola, New York, dr Melodi Przada, wabah itu 'menjadi epidemi... dan ada sesuatu yang salah'.

Baca Juga: Top 3 Berita Kesehatan: Panadol Palsu, Lelaki Meninggal Akibat Vape

Peneliti kesehatan sedang mencoba untuk menentukan penyebabnya, apakah racun atau zat tertentu yang diserap dari vape, atau penyakit berasal dari penggunaan yang berat.

Vaping bekerja dengan memanaskan cairan yang diisi bahan kimia dan mengubahnya menjadi uap untuk diirup. Bahan kimia dicampur dengan pelarut, atau minyak, yang memanas selama aerosolisasi menjadi uap.

Efek samping penggunaan vape (Twitter/Chanceammirata)
Efek samping penggunaan vape (Twitter/Chanceammirata)

Tetapi beberapa tetesan minyak dapat tertinggal saat cairan mendingin kembali dan mengirupnya dapat menyebabkan masalah pernapasan dan radang paru-paru.

Beberapa waktu yang lalu terjadi sebuah kasus tragis, di mana seorang ramaja 17 tahun asal Illinois meninggal dunia.

"Kematian tragis di Illinois ini memperkuat risiko serius terkait produk rokok elektrik. Vaping membuat pengguna berhadapan pada banyak zat berbeda yang kami hanya punya sedikit informasi tentang bahaya terkait. Termasuk perasa, nikotin, cannabinoids, dan pelarut," kata Direktur CDC Robert Redfield.

Baca Juga: Jangka Panjang Penggunaan Vape, Seorang Pria Meninggal Dunia

Prof Martin McKee dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, menjadi ahli terbaru yang mengangkat 'masalah serius' tentang rokok elektrik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI