Seks Anal atau Vaginal, Mana yang Lebih Berisiko Tularkan HIV?

Sabtu, 31 Agustus 2019 | 21:15 WIB
Seks Anal atau Vaginal, Mana yang Lebih Berisiko Tularkan HIV?
Ilustrasi virus HIV. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, menurut Healthline.

HIV dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), sebuah diagnosis infeksi HIV tahap akhir yang sangat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan dapat berakibat fatal, jika tidak ditangani.

Penularan HIV melalui cairan tubuh tertentu yang mampu mengandung konsentrasi HIV yang tinggi. Cairan ini termasuk darah, air mani, cairan vagina dan dubur, dan ASI.

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) cairan ini harus bersentuhan dengan selaput lendir atau jaringan yang rusak.

Baca Juga: Positif HIV, Rayya Pemeran Lelaki di Video Vina Garut Dirawat ke RSUD

Tentu saja, salah satu penularan HIV adalah selama hubungan seksual, baik melalui seks vagina maupun seks anal. Meskipun cairan bisa juga masuk ke aliran darah melalui suntikan jarum.

Nyatanya, hubungan seks anal justru dinilai mempunyai risiko lebih tinggi untuk penularan HIV daripada hubungan seks vaginal.

Gaya bercinta air terjun untuk penetrasi yang lebih dalam. (Shutterstock)
Ilustrasi bercinta (Shutterstock)

"Untuk pasangan HIV-negatif, seks anal reseptif (bottomning) adalah perilaku seksual berisiko tinggi, tetapi Anda juga bisa mendapatkan HIV dari seks anal insertif (topping)," tulis CDC.

CDC juga menuliskan, masing-masing pasangan dapat tertular HIV melalui hubungan seks vaginal, walaupun risikonya lebih rendah untuk tertular HIV daripada seks anal reseptif.

Tidak hanya itu, ada kemungkinan terjadi pendarahan selama seks anal karena jaringan rapuh yang melapisi anus atau saluran anus.

Baca Juga: Terapi Test and Treat Jadi Metode Ampuh Tekan Penyebaran HIV di Afsel

Hal ini memungkinkan virus memasuki tubuh dengan lebih mudah. Bahkan jika perdarahan tidak terlihat karena kerusakan pada mukosa dubur mungkin mikroskopis (sangat kecil).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI