Cegah Penyakit Bersumber Hewan, Kemenkes Luncurkan Aplikasi Silantor

Jum'at, 23 Agustus 2019 | 20:40 WIB
Cegah Penyakit Bersumber Hewan, Kemenkes Luncurkan Aplikasi Silantor
Ilustrasi nyamuk, vektor penyakit DBD hingga malaria. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak ingin tertinggal gesitnya kemajuan teknologi, Kementerian Kesehatan RI buat inovasi baru untuk mencegah penularan penyakit bersumber hewan berbasis website dan android yang diberi nama Silantor atau Sistem Surveilans Vektor.

Diluncurkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, silantor ini mampu mengumpulkan data vektor (hewan penular penyakit) di wilayah Puskesmas. Data kemudian akan langsung masuk dan terkoneksi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi hingga pemerintah pusat.

"Kalau hasil survei melalui Silantor ini menunjukkan bahwa vektornya ada dan membahayakan bila terjadi penularan penyakit, maka sebelum timbul penyakit tertentu bisa dilakuan upaya pengendalian vektor," jelas Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.

Data yang masuk ke Silantor nantinya secara otomatis teranalisis untuk melihat tingkat bahaya penyakit tersebut. Langkah ini akan menunjukkan aman tidaknya kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional terhadap penyakit menular.

Baca Juga: Bulan Kelahiran Bisa Prediksi Risiko Penyakit Kronis, Ini Daftarnya!

"Analisis data vektor didasarkan pada angka baku mutu di Permenkes 50 tahun 2017 yang menyebutkan bahwa kalau kepadatan nyamuk melebihi baku mutu yang ada, begitu juga kepadatan lalat, kecoa, dan tikus, dan lain-lain, maka potensi penularan kepada manusia akan lebih besar," ungkap Nadia.

Saat vektor padat, maka potensi penyakit akan diketahui secara pasti di kemudian hari. Cara kerja aplikasi preventif ini didasarkan pada analisis data survei.

Rencananya sosialisasi inovasi ini akan dilakukan secara masif dan cepat usai acara peluncuran. Bahkan beberapa suku dinas di DKI Jakarta meminta alat ini disosialisasikan lebih dulu sebelum peluncuran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI