Terapi Test and Treat Jadi Metode Ampuh Tekan Penyebaran HIV di Afsel

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Jum'at, 23 Agustus 2019 | 15:55 WIB
Terapi Test and Treat Jadi Metode Ampuh Tekan Penyebaran HIV di Afsel
Ilustrasi HIV/AIDS. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terapi Test and Treat Jadi Metode Ampuh Tekan Penyebaran HIV di Afsel.

Tingginya kasus HIV di Botswana, Afrika Selatan, ternyata kian mendorong banyak komunitas dan partisipan untuk menekan kematian dan mensupport para penderita HIV dengan sebuah kegiatan "Test and Treat".

Tlotlo Moilwa (21 tahun) misalnya, ia lahir dengan HIV dan menjadi yatim pada usia 10 tahun setelah kehilangan kedua orang tuanya yang terjangkit virus yang menyebabkan AIDS.

Tetapi berkat program antiretroviral di Botswana, terapi perawatan yang dikembangkan dengan baik, Moilwa bertahan dan hidup sehat.

Baca Juga: Puger, Juru Parkir Telaten Rawat Anak yang Hidup Dengan HIV/Aids

“Di luar sana, ada program yang diberikan kepada orang yang positif terjangkit HIV, yang bisa saya katakan terkait pemerintah kita sangat mendukung. Mereka selalu siap mendukung kami,” kata Tlotlo Lillian Moilwa.

Program‘Test and Treat’ menunjukkan meningkatnya penekanan pada virus dan penurunan 30 persen pada infeksi HIV yang baru di antara 15 kelompok masyarakat dalam kelompok studi tersebut.

Program Test and Treat didirikan tahun 2016 dengan bantuan Amerika Serikat, the President's Emergency Plan for AIDS Relief (PEPFAR), program inisiatif ini terkait perencanaan darurat yang mengobati semua pasien HIV terlepas dari banyaknya jumlah virus dalam aliran darah mereka.

Kunci keberhasilan program itu terletak pada petugas kesehatan masyarakat untuk memastikan setiap pasien HIV pergi berobat.

Ilustrasi HIV [Shutterstock]

"Semakin cepat orang menjalani pengobatan, semakin cepat pula virus itu dapat dihambat berkembang dalam tubuh, dan kemungkinan tidak dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain,”seru Dan Craun-Selka dari PEPFAR.

Baca Juga: Gubuk Derita di Kolong Jembatan Jakarta, Pergulatan Hidup PSK Pengidap AIDS

The New England Journal of Medicine, jurnal kedokteran edisi bulan Juli menerbitkan penelitian para periset dari Harvard University dan Botswana-Harvard AIDS Institute Partnership menyatakan Botswana memiliki prevalensi HIV tertinggi ketiga di dunia, dengan satu dari empat orang dewasa berumur di antara 15 dan 49 tahun adalah penderita positif HIV.

“Kami belum berhasil sepenuhnya, jika dilihat dari kelompok remaja putri dan perempuan muda yang ada di sini dengan 40 terinfeksi baru setiap minggu itu terlalu tinggi,” seru Richard Matlare dari National Aids Coordinating Agency seperti mengutip VOAIndonesia

Bagi para pasien penderita HIV, seperti Moilwa yang lahir sebelum ada upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak, kemajuan di Botswana dalam memerangi AIDS memberi harapan bagi masa depan anak-anak yang sehat, agar tidak terinfeksi.

Botswana ingin mencapai target agar 95 persen penderita terinfeksi HIV mengetahui status mereka, menjalani pengobatan, dan menekan perkembangan virus AIDS tahun depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI