Dikira Anemia, Ternyata Wanita Ini Derita Kanker Langka Limfoma Hodgkin

Jum'at, 23 Agustus 2019 | 15:10 WIB
Dikira Anemia, Ternyata Wanita Ini Derita Kanker Langka Limfoma Hodgkin
Ilustrasi kanker Limfoma. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hannah Fraser adalah siswi sekolah menengah yang juga pejuang kanker langka. Namun, sebelumnya dokter sempat salah mendiagnosis penyakitnya cuma sebagai anemia.

Awalnya, Hannah mengunjungi rumah sakit dengan keluhan mudah kelelahan. Dokter lantas memberinya tablet zat besi karena menduga Hannah menderita anemia.

Namun, tablet zat besi tersebut tidak mengatasi kelelahannya. Dokter pun memutuskan meningkatkan dosis obat tablet zat besinya setelah 3 minggu.

Sayangnya, hal itu juga tidak mengatasi masalah kelelahan Hannah. Ia pun kembali mengunjungi rumah sakit dan disarankan melakukan sejumlah pemeriksaan medis, termasuk CT scan.

Baca Juga: Dikira Benjolan Rambut Biasa, Ternyata Pria Ini Derita Kanker Langka

Setelah melakukan pemindaian, seorang perawat menghubungi keluarganya bahwa ditemukan sesuatu dari hasil pemindaian Hannah. Remaja 16 tahun yang sedang mengikuti ujian sekolah kala itu langsung dijemput oleh ayahnya menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa selama ini diagnosis anemia pada Hannah ternyata salah. Hannah justru menderita jenis kanker langka, limfoma hodgkin.

ilustrais orang sakit (Shutterstock)
ilustrais orang sakit (Shutterstock)

"Ketika sampai di rumah sakit aku sudah langsung mengetahui penyakitku karena banyak poster kanker yang menempel di dinding," kata Hannah dikutip dari Mirror.

"Kami menunggu seorang profesor. Lalu dia memberi tahu bahwa ada tumor di sekitar batang tenggorokanku. Ia mengaku sangat yakin itu limfoma hodgkin tetapu mereka tetap melakukan biopsi," jelasnya.

Setelah biopsi, ternyata benar bahwa Hannah menderita kanker limfoma hodgkin. Ia pun harus menjalani operasi pengangkatan kelenjar getah bening, kemoterapi, dan steroid.

Baca Juga: FDA Tarik Semua Implan Payudara yang Sebabkan Risiko Kanker Langka

"Aku benar-benar terkejut karena aku tidak merasakan gejala apapun sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, rambutku semakin rontok dan gumpalan rambut menempel di bantal tidurku," katanya.

Beberapa waktu setelah menjalani pengobatan kanker, rambut Hannah mulai rontok dan wajahnya terlihat membengkak.

Kanker Limfoma. (Shutterstock)
Kanker Limfoma. (Shutterstock)

Namun, Hannah adalah wanita yang sangat kuat. Di tengah perjuangan melawan penyakit dengan kemoterapi, Hannah memutuskan melanjutkan ujian sekolahnya yang sempat tertunda. Bahkan, hasil ujiannya pun sangat memuaskan dan di luar dugaan.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Hannah akhirnya berangsur membaik. Bahkan dia sudah mencapai tahap akhir perawatan intensif tepat 2 hari sebelum ulang tahunnya ke-17.

Selang dua bulan setelah pengumuman hasil ujiannya, dokter juga memberi tahu bahwa ia hanya akan menjalani check-up rutin selama 5 tahun ke depan dan sudah terbebas dari risiko penyakitnya.

Hannah pun seketika bahagia mendengar kabar baik tentang ujiannya sekaligus kondisi kesehatannya. Semangatnya telah membantunya tetap bertahan hidup melawan kanker limfoma hodgkin.

"Saya sangat bangga padanya. Dia anaknya yang sangat kuat dan berpikiran positif sepanjang waktu," kata Danise, ibu Hannah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI