Artinya, hasil menunjukkan bahwa ada perubahan signifikan pada lapisan pembuluh darah setelah vaping.
"Rokok elektrik diiklankan sebagai pilihan alternatif tidak berbahaya karena pengguna hanya menghirup uap air. Padahal pelarut, perasa, dan aditif yang berbasis cairan setelah penguapan tetap saja memengaruhi pernapasan dan pembuluh darah," jelasnya.
Dalam hal ini, peneliti menegaskan bahwa penggunaan rokok elektrik berpotensi jauh lebih berbahaya daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Temuan ini bahkan sudah dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan ditegaskan bahwa penggunaan vaping juga berkaitan dengan penyakit paru-paru.
Baca Juga: Penyakit Paru-Paru Parah, Badan Kesehatan AS Duga Dipicu Rokok Elektrik