Suara.com - Ikut Aplikasi Kesehatan Digital, Akankah Data Pribadi Disalahgunakan?
Tingkat kepuasan menggunakan aplikasi kesehatan digital atau E-Health memang cukup tinggi yakni 84 persen, tapi masih ada 15 persen diantaranya merasa tidak puas mengingat data kesehatan pribadinya tidak terjaga dan bisa disalahgunakan.
Menanggapi hal itu, President Director PT Karsa Lintas Buwana atau Klik Dokter, Dino Bramanto memastikan aplikasi pelayanannya aman terlindungi dari bocornya data mengingat pihak Klik Dokter pun tidak memiliki akses pembukaan data.
"Kami sebagai pemain pasti bertanggung jawab dalam bermain di ranah ini, kami memastikan bahwa secara teknis bahwa data-data itu harus terjaga dan seperti saya sampaikan komunikasi antara dokter kami dengan pasien adalah rahasia diantara mereka, itu dipastikakan terjaga," ujar Dino dalam acara diakusi di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, (22/8/2019)
Baca Juga: Jangan Lagi Tabu soal Seks, Dokter : Konsultasi Jika Ada Disfungsi Seksual
Tidak hanya e-health, menurut Dino semua perusahaan berbasis digital haruslah miliki penyimpanan data privacy atau perlindungan data, baik iyu e-commers hingga fintech. Harapan Dino hanya satu yakni cepat rampungnya undang-undang tentang perlindungan data digital.
Di Klik Dokter, adapun secara akses informasi pribadi hanya sebatas antara pengguna dan dokter. Jika pun ada tim Klik Dokter yang bisa membukanya, itu benar-benar akses yang sangat terbatas.
"Jelas kami perusahaan yang tedaftar, legalnya ada, pengurusnya ada, kami terdaftar di kominfo sebagai penyelenggara sistwm elektronik, semua kita ikutin aturan itu," pungkas Dino
Sementara itu Co-Founder Sehati TeleCTG Anda Waluyo Sapardan menjamin keamanan data pribadi pengguna dengan menggunakan server Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam regulasi yang ada, keamanannya amat sangat terlindungi.
"Terus terang terjaga ya, kami juga severnya ada di Indonesia dan event kitapun juga tidak bisa melihat secara langsung datanya namanya ini, ini, ini. Itu sangat kamiproteksi, kalaupun misalnya karena kami kerjasama dengan lembaga risetpun, itu kami mengeluarkannya sifatnya statistik," tutur Anda Waluyo.
Baca Juga: Marak Aplikasi Konsultasi Dokter, Ini Peringatan IDI