Suara.com - Tryston Zohfeld, remaja 17 tahun ini harus melalui hari-harinya dalam perawatan intensif akibat paru-paru yang tak berfungsi normal. Kondisi itu disebabkan kebiasaannya mengisap rokok elektrik atau vape.
Sebelum jatuh sakit, Tryston sempat menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan badannya. Ia merasa tubuhnya sangat lemas sepanjang waktu dan energinya habis.
Seiring berjalannya waktu, Tryston mulai merasa kedinginan, mual dan kesulitan bernapas hingga nyeri dada. Saat itu pula Tryston dibawa ibunya ke klinik perawatan darurat.
Dokter yang memeriksanya hanya memberi antibiotik dan obat flu. Namun 24 kemudian, tubuh Tryston justru semakin buruk.
Baca Juga: Asyik Isap Vape, Gadis Ini Dilarikan ke UGD Akibat Kesulitan Bernapas
"Aku terbangun muntah-muntah, kesulitan bernapas dan jantungku berdebar 100 mil per jam," katanya dilansir dari The Sun yang mengutip New York Post.
Ibunya lantas membawa Tryston ke rumah sakit di Texas. Setibanya di rumah sakit, Tryston dirawat dalam kondisi koma dan dibantu menggunakan ventilator.
Selama 10 hari, Tryston bisa bertahan hidup tetapi dengan bantuan alat medis di ruang perawatan intensif.
Para dokter sempat kebingungan memeriksa kondisinya dan mencari tahu penyebab tubuhnya melemah hingga koma. Akhirnya, dokter mencoba melihat hasil pemeriksaan sinar-X Tryston.
Hasil sinar-X menunjukkan ada sesuatu yang mengarah pada pneumonia di kedua paru-paru Tryston. Para dokter lantas membuktikan kebenarannya melalui serangkaian tes medis.
Baca Juga: Gunakan Rokok Elektrik? Inilah Lima Mitos Bahayanya
Hanya saja, hasilnya tidak ditemukan infeksi atau pneumonia apapun di kedua paru-paru Tryston.
"Apakah itu infeksi? Tampaknya tidak ada organisme yang tumbuh dari kultur. Apakah itu penyakit autoimun? Para ahli reumatologi juga tidak mengira begitu," kata dr Mary Whitworth, direktur medis penyakit menular di rumah sakit tempat Tryston dirawat.
Biopsi paru-paru Tryston yang dipotong juga tidak menunjukkan penyakit yang jelas. Namun yang jelas, paru-parunya tidak berfungsi sehingga membuatnya tidak bisa bernapas.
Akhirnya dokter mengetahui penyebabnya setelah keluarga mengatakan bahwa Tryston sering mengisap rokok elektrik. Bahan kimia dalam rokok elektrik itulah yang diduga menyebabkan paru-parunya tidak bisa menukar oksigen dan karbon dioksida.
Akibat kejadian ini, dokter menekankan rokok elektrik tidak seaman yang dipikirkan oleh orang-orang. Rokok ini tetap saja berbahaya, sama seperti rokok biasa.