Seiring berjalannya waktu, mata Ine semakin bengkak dan berubah warna. Ia pun hanya bisa menerima keadaaannya walau kepedihan hidupnya semakin bertambah.
Orangtuanya yang bercerai. Keluarga baru ibunya sering mengolok kondisinya. Teman-teman sekolahnya juga selalu mengejek kondisinya.
Kehidupan penuh dengan kesedihan karena setiap hari mendapat bully sempat membuat Ine ingin mengakhiri hidup. Baginya, sekolah dan rumah ayah tirinya bagaikan neraka.
Sampai akhirnya ibu Ine berpisah dengan ayah tirinya dan mereka tinggal di tempat lain. Meski begitu, Ine tetap saja mendapat bully dari teman-teman di sekolahnya.
Baca Juga: Derita 4 Sindrom Langka, Gadis 14 Tahun Tidak Bisa Konsumsi Makanan Padat
Kini kondisi skoliosisnya semakin terasa sakit dan bengkok. Ia sempat memeriksakannya ke dokter dan disarankan operasi.
Sayangnya, kondisi jantung Ine yang sangat lemah membuatnya tidak bisa mengambil langkah operasi. Di sisi lain, lingkungan yang tidak menerima kondisinya sejak kecil juga membuat penderita sindrom marfan ini trauma sampai sekarang.