Hati-hati, Peningkatan Tekanan Darah dapat Menyebabkan Otak Mengecil!

Kamis, 22 Agustus 2019 | 10:26 WIB
Hati-hati, Peningkatan Tekanan Darah dapat Menyebabkan Otak Mengecil!
Ilustrasi peningkatan tekanan darah (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Neurology menemukan orang dewasa yang bebas dari demensia tetapi mengalami tekanan darah tinggi di usia 40 tahunan disebut memiliki otak lebih kecil.

Bentuk ini berdasarkan keseluruhan volume otak, ketika mereka mencapai usia 70 tahunan.

Volume otak adalah indikator umum dari kesehatan neurologis.

Volume otak juga telah dipelajari untuk membantu memahami penyebab demensia atau bentuk lain dari penurunan kognitif di kalangan lansia.

Baca Juga: Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda Tingkatkan Risiko Demensia Saat Tua?

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari University College London, terbit pada Selasa (20/8/2019) lalu dan didanai oleh Alzheimer's Research Inggris.

Hasil penelitian menunjukkan, peningkatan tekanan darah antara usia 36 hingga 43 yang terkait dengan volume otak yang lebih kecil, menyesuaikan dengan jenis kelamin dan faktor gaya hidup. Seperti merokok atau status sosial ekonomi.

Ilustrasi kanker otak (Pixabay/VSRao)
Ilustrasi otak mengecil (Pixabay/VSRao)

Tetapi risiko yang paling signifikan dari mengecilnya volume otak ditemukan ketika tekanan darah meningkat antara usia 43 dan 53. Menunjukkan ini bisa menjadi waktu yang kritis untuk kesehatan otak jangka panjang.

Semakin cepat peningkatan tekanan darah, semakin signifikan perubahan ukuran otak dan peningkatan risiko penyakit pembuluh darah.

Selain ukuran otak yang mengecil atau menyusut, peningkatan tekanan darah selama usia pertengahan juga menyebabkan hippocampus menjadi lebih kecil di usia 70 tahunan.

Baca Juga: Mudahnya, Hanya Modal Selfie Bisa Periksa Tekanan Darah!

Hippocampus adalah area otak yang berhubungan dengan pembentukan memori dan pembelajaran, menurut Jonathan Schott, penulis pendamping penelitian dan profesor di Institut Neurologi Universitas College London Queen Square.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI