Suara.com - Orangtua di AS Kini Sibuk Berburu Tas Sekolah Anti Peluru.
Kekhawatiran orangtua akan kasus penembakan massal di AS beberapa waktu lalu menyebabkan penjualan tas anti peluru naik 200 hingga 300 persen tahun ini.
Harga tas punggung antipeluru itu berkisar sekitar 120 hingga 490 dolar AS atau sekira Rp 1,7 Juta sampai Rp 6,9 juta.
Setelah menikmati liburan musim panas yang panjang, anak-anak di Amerika sudah bersiap-siap untuk kembali ke sekolah pada akhir bulan Agustus atau awal bulan September.
Baca Juga: Pemdaprov Jabar Sosialisasikan Program Citarum Harum ke Siswa Sekolah
Selain menyiapkan barang keperluan sekolah, semakin banyak orangtua yang membeli tas punggung khusus, yaitu ransel anti peluru untuk anak mereka. Apalagi setelah tragedi penembakan massal di El Paso, Texas, Dayton Ohio dan Gilroy California, beberapa waktu lalu.
Sepanjang tahun 2019, telah terjadi 22 kasus penembakan di sekolah-sekolah di Amerika yang menyebabkan korban cedera atau tewas. Penembakan itu terjadi di berbagai wilayah Amerika mulai dari Georgia hingga California, di SD hingga universitas.
“Sangat menyedihkan sebenarnya bahwa kita harus memiliki produk semacam ini, namun inilah masalah yang harus kita hadapi saat ini dan mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi masa depan.” ujar Steve Naremore, direktur perusahaan TuffyPacks yang menjual tas anti peluru kepada CNN seperti mengutip VOAIndonesia.
Seorang ibu yang tinggal di kota El Paso mengatakan kepada PBS News Hour bahwa suaminya, seorang polisi, membeli tas antipeluru bagi anak laki-laki mereka yang berusia delapan tahun.
Baca Juga: Anies Minta Anggaran APBD 2020 Rp 95,99 Triliun, Banyak Bangun Sekolah