Suara.com - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, kembali menyerukan pentingnya tindakan untuk menghentikan penyebaran campak di negara adidaya tersebut.
Sebagai informasi, Inggris telah kehilangan status bebas campak sejak tiga tahun terakhir. Pada kuartal pertama tahun 2019 saja, ada 231 kasus campak yang terkonfirmasi di negara tersebut.
Untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut, Boris sampai harus mengeluarkan empat imbauan serius bagi pekerja medis, perusahaan, dan masyarakat umum.
Pertama, dokter diminta untuk mempromosikan vaksinasi tambahan bagi anak-anak yang mungkin telah melewatkan dua dosis imunisasi campak.
Baca Juga: Wabah Campak di New York, Anak Tidak Divaksin Dilarang ke Mal dan Sekolah
Kedua, media sosial didesak untuk menghilangkan pesan anti-vaksin yang menyesatkan masyarakat. Ketiga, perusahaan akan diundang dalam pertemuan puncak untuk mengeksplorasi bagaimana mempromosikan informasi vaksinasi yang akurat dan baik.
Keempat, pemerintah akan menggunakan laman NHS untuk menangani klaim menyesatkan mengenai keamanan vaksin.
Untuk diketahui, hanya 87% anak-anak di Inggris yang menerima dosis kedua vaksinasi campak. Angka tersebut di bawah target 95% yang ditetapkan untuk dapat mengeliminasi kasus campak.
"Ada sejumlah alasan mengapa orang tidak mendapatkan vaksin yang mereka butuhkan, tetapi kita perlu tindakan tegas di seluruh layanan kesehatan dan masyarakat untuk memastikan masyarakat diimunisasi dengan benar," kata Boris Johnson seperti yang Suara.com kutip dari BBC.
Campak sendiri merupakan infeksi menular yang bisa sangat berbahaya. Semua orang yang tidak mendapatkan dua dosis vaksin campak yaitu MMR, akan berisiko terkena campak.
Baca Juga: Studi Pastikan Vaksin Campak Rubella Tidak Picu Autisme, Ini Alasannya
Menurut WHO, kasus campak secara global telah meningkat tiga kali lipat selama tujuh bulan pertama pada 2019 dibanding dengan periode yang sama pada 2018 lalu.
Sejauh ini, sudah ada 364.808 kasus campak yang dilaporkan terjadi di seluruh dunia.