Suara.com - Tanaman bajakah yang diklaim dapat menyembuhkan pasien kanker payudara disebut perlu pengujian lebih lanjut.
Menurut Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek, hal penting yang harus diketahui dari bajakah atau akar ini adalah kandungannya.
"Kemudian satu step yang harus kita lakukan, 'isinya apa itu?'. Nah, ini yang harus kita lakukan," jelas Nila dalam Simposium Pengembangan Industri Obat Tradisional dan Peningkatan Penggunaan Obat Tradisional di Yogyakarta, Selasa (20/8/2019).
Ia menambahkan, melalui penelitian tersebut, akan diketahui materi di dalam bajakah secara terpadu.
Baca Juga: Benarkah Akar Bajakah Bisa Jadi Obat Kanker? Ini Respons Peneliti FKUI
"Kalau sudah dapat materinya, kita uji menggunakan binatang. Kalau ternyata bagus, kita uji lagi dengan manusia," lanjutnya.
Apabila setelah diuji pada manusia juga memiliki hasil yang bagus, Nila Moeloek mengatakan bajakah ini suatu saat dapat menjadi produk obat.
Demi mewujudkannya, Kementerian Kesehatan RI akan memberi motivasi serta dorongan terkait pengembangan bajakah menjadi obat kanker.
"Nanti kita memotivasi atau melakukan pendorongan, tapi harus melalui penelitian," lanjut Nila.
Bajakah menjadi bahan perbincangan setelah dua siswi SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, berhasil memperoleh medali emas pada ajang World Invention Creativity Olympic di Seoul, Korea Selatan, pada 25 - 27 Juli 2019 kemarin.
Baca Juga: Sembuhkan Kanker Payudara, Jokowi Kepincut 2 Siswi Penemu Ramuan Bajakah
Mereka mengklaim, bajakah yang berarti akar, dapat diolah menjadi ramuan untuk menyembuhkan pasien kanker payudara stadium empat karena mengandung 40 macam senyawa antikanker.
"Di antaranya saponin, terpenoid, flavonoid, alkonoid, tannin, dan steroid," jelas Anggina Rafitri, salah satu siswi penerima penghargaan.