Bukan Cuma Jalan Tol, Indonesia Juga Butuh Bangun Infrastruktur Kesehatan

Senin, 19 Agustus 2019 | 16:50 WIB
Bukan Cuma Jalan Tol, Indonesia Juga Butuh Bangun Infrastruktur Kesehatan
Ilustrasi pembangunan kesehatan dan pelayanan medis di rumah sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan Cuma Jalan Tol, Indonesia Juga Butuh Bangun Infrastruktur Kesehatan

Kembali terpilih menjadi Presiden Indonesia periode 2019-2024, Joko Widodo memastikan akan tetap fokus terhadap bidang infrastruktur seperti jalan tol, jalan raya, hingga jembatan.

Namun lembaga riset kesehatan Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) mengkritisi infrastruktur kesehatan juga perlu diperhatikan.

"Kita tahu bahwa Presiden Jokowi memastikan pembangunan infrastruktur di tahun 2019 hingga 2024 akan diteruskan infrastruktur, tapi infrastruktur kesehatan dianggap penting atau tidak?," ungkap Luthfi Mardiansyah, Founder and Chairman Chapters di Artotel, Jalan Wahid Hasim, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).

Baca Juga: Jawa Timur Punya Kapal Rumah Sakit Terapung Pertama di Indonesia

Luthfi menyoroti data Riskesdas menyebutkan jumlah tempat tidur dan kamar rumah sakit dengan pasien yang dilayani di setiap provinsi miliki angka yang 'jomplang' dan tergolong sangat rendah kenaikannya.

"Sampai hari ini pembangunan rumah sakit masih di lokasi yang itu-itu saja di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Jumlah tempat tidur masih sangat rendah, bahkan masih di bawah standar, di bawah dua persen dari target operasi dari 10 ribu aset rumah sakit," ungkap Luthfi.

Luthfi Mardiansyah, Chairman Center for Healthcare Policy and Reform Studies, bicara soal infrastruktur kesehatan. (Suara.com/Dini Afrianti)
Luthfi Mardiansyah, Chairman Center for Healthcare Policy and Reform Studies, bicara soal infrastruktur kesehatan. (Suara.com/Dini Afrianti)

Dari semua target ini, khususnya di daerah timur pedalaman Indonesia, juga belum jelas siapa yang akan membangun rumah sakit dan klinik kesehatan apakah pemerintah atau pihak swasta. Kalaupun ada pihak swasta, harusnya proses dipermudah dan tidak berlarut-larut.

"Swasta regulasinya, saya izin mendirikan klinik aja lumayan panjang sampai panjang 2 tahun lebih apalagi mau bangun rumah sakit, bagaimana mereka mau komitmen investasi di daerah-daerah begitu?," jelasnya.

Jika infrastruktur sudah dicanangkan, maka roadmap pembangunan rumah sakit atau pusat layanan medis berkesinambungan. Rumah sakit di Cibubur, Jawa Barat contohnya, awal hanya sebagai rumah sakit yang melayani korban kecelakaan, kini besar dan melayani layanan kesehatan lainnya.

Baca Juga: Anies Kaji Dampak Ganjil Genap Untuk Akses ke Rumah Sakit

"Salah staunya trauma center, saat pemerintah bangun infrastruktur kira-kira ada nggak akses-akses kesehatan ,itu yang harus disampaikan," imbuh Luthfi.

Lutfhi juga mengingatkan, kesehatan tidak bisa dipandang remeh mengingat Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, ini bisa jadi aset SDM mumpuni atau sebaliknya jadi beban negara yang besar jika mereka sakit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI