Suara.com - Sejak vape atau rokok elektrik mulai dikenal masyarakat, tidak sedikit orang yang meninggalkan rokok konvensional.
Beberapa mengaku beralih ke rokok elektrik karena menganggap rokok ini tidak memiliki dampak kesehatan yang parah seperti rokok tembakau.
Padahal, nyatanya rokok elektrik atau vape memiliki risiko kesehatan terkait paru-paru juga. Seperti yang terjadi pada gadis asal Malaysia ini.
Melansir World of Buzz dari Oh My Media, seorang pengguna Twitter membagikan sebuah cuitan dari seorang perokok vape yang menghadapi kesulitan bernapas parah, Sabtu (17/8/2019).
Baca Juga: Gunakan Rokok Elektrik? Inilah Lima Mitos Bahayanya
Untuk menolongnya, ia harus dilarikan ke ruang UGD dengan segera. Dan di sana lah ia harus bernapas melalui alat bantuan pernapasan atau ‘nebulizer’ bagi penyakit asma.
"Enak kan mengidap vape, nah, sekarang dapat vape baru. Wkwkwk," tulis pengguna Twitter yang membagikan cuitan perokok.
Pada cuitan aslinya (yang sekarang sudah dihapus), salah seorang teman mengatakan sang gadis terserang asma karena terlalu banyak mengisap vape.
Tahu bahwa cuitannya viral, sang gadis membalas beberapa komentar warganet. Ia menjelaskan dirinya sudah menderita asma sejak kecil dan apa yang dialaminya tidak berhubungan dengan mengisap vape.
Padahal, kenyataannya ini berhubungan dan justru membuat gejala asma makin parah, menurut laporan Healthline.
Baca Juga: Akibat Rokok Elektrik Meledak di Mulut, Rahang Lelaki 17 Tahun Patah!
Berdasarkan sebuah penelitian kecil pada 2017 menunjukkan peserta penelitian penderita asma yang merokok vape mengalami peningkatan iritasi secara signifikan dan butuh pemulihan dua kali lebih lama.
Tidak hanya memperparah asma, Department Kesehatan dan Layanan Manusia Amerika menyatakan banyak bahan aditif pada rokok elektrik yang berbahaya atau berpotensi membahayakan. Dari diacetyl hingga logam berat seperti timbal.