Suara.com - Terdapat banyak lipatan yang memungkinkan penumpukan sel kulit mati, keringat, dan berbagai mikroorganisme dalam pusar.
Menurut diplomat dari American Board of Dermatology dan pendiri Dr. Bailey Skin Care, Cynthia Bailey, MD., seperti daerah lain di tubuh Anda, pusar secara alami mengandung bakteri dan jamur.
Jika Anda tidak membersihkan pusar secara teratur dan kondisinya mendukung, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi, kata Edidiong Kaminska, MD, dokter kulit di Northwestern Memorial Hospital, kepada SELF.
Berikut beberapa infeksi pusar yang bisa Anda dapatkan jika tidak membersihkannya secara rutin.
Baca Juga: Perawatan Kuno Tali Pusar Bisa Mengancam Nyawa Bayi, Ini Kata Dokter
1. Infeksi Staph
Menurut Jules Lipoff, MD, asisten profesor dermatologi di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, bakteri Staphylococcus aureus sering mejadi penyebab infeksi pusar karena cenderung menyebabkan banyak infeksi kulit pada umumnya.
Infeksi staph bisa bermanifestasi dalam beberapa cara termasuk impetigo, menurut American Academy of Dermatology (AAD).
Impetigo non-bulosa dapat menyebabkan gejala seperti luka gatal yang pecah dan meninggalkan kulit merah, mentah, bersama dengan kerak kuning.
Sedangkan impetigo bulosa, dapat menyebabkan lepuh berisi cairan yang retak terbuka dan meninggalkan luka berkerak.
Baca Juga: Hiii, Ini yang Akan Terjadi Jika Kamu Jarang Membersihkan Pusar
Infeksi kulit Staph juga bisa menyebabkan abses, menurut Manual Merck. Ini adalah kantong kecil nanah hangat yang terletak di bawah kulit.
2. Infeksi strep
Bakteri Streptococcus adalah penyebab umum lain. Streptococcus juga dapat menyebabkan impetigo. Selain itu, juga menyebabkan selulitis yang biasanya terjadi ketika bakteri streptokokus Grup A masuk ke tubuh melalui celah di kulit seperti luka, menurut US Library of Medicine.
Selulitis dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, merah, nyeri, serta bengkak yang mungkin melepuh dan berkeropeng.
3. Infeksi jamur
Istilah medis untuk infeksi jamur ini adalah kandidiasis. Berdasarkan laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi itu terjadi ketika Candida (ragi) yang biasanya hidup di kulit Anda tumbuh di luar kendali. Gejalanya seperti ruam merah, kulit bersisik, gatal, dan terbakar.
4. Kista epidermoid yang terinfeksi
Kista epidermoid adalah benjolan non-kanker yang dapat muncul cukup banyak di mana saja pada kulit termasuk pusar, kata Mayo Clinic.
Kista epidermoid biasanya terbentuk ketika sel pelindung tipis kulit justru masuk lebih dalam ke kulit Anda dan berkembang biak daripada mengelupas. Kadang kista terbentuk karena iritasi atau cedera pada kulit.