Suara.com - Hampir semua orang pasti pernah mengeluh, baik mengeluh soal percintaan, pekerjaan dan lainnya. Seperti Ho Joo, pria 45 tahun asal Singapura yang mengaku sering mengeluh setiap menghadapi masalah.
Tapi, banyak orang yang mungkin belum mengetahui bahwa kebiasaan mengeluh bisa membawa dampak buruk pada kesehatan.
"Kadang-kadang saya menemukan diri saya mengeluh tanpa berpikir tentang hal sama berulang kali. Setelah beberapa saat saya menyadari bahwa mengeluh tidak menyelesaikan apapun," katanya dikutip dari Asia One.
Banyak orang mengira dengan mengeluh bisa mengurangi beban dan menghindari stres. Sayangnya, kebiasaan ini bisa memengaruhi kesehatan fisi dalam jangka panjang.
Baca Juga: Hati-hati, Sering Makan Telur Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Penelitian tahun 2004 oleh Archives of General Psychiatry terlah mensurvei 999 pria dan wanita tua selama hampir satu dekade dan ada 397 peserta meninggal dunia.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa peserta yang menganggap dirinya sangat optimis memiliki risiko kematian lebih rendah hingga 55 persen.
Berbeda dengan orang yang lebih sering mengeluh. Mereka berisiko 23 persen lebih tinggi mengalami kematian akibat gagal jantung.
Menurut peneliti, hal ini bisa disebabkan oleh depresi berat yang dikaitkan dengan pandangan negatif sebagai faktor risiko masalah kardiovaskular.
Mereka menjelaskan keluhan yang berkepanjangan bisa membuat seseorang merasa cemas, mudah tersinggung, tidak berdaya dan putus asa.
Baca Juga: Ternyata Kebersihan Gigi dan Mulut Bisa Pengaruhi Penyakit Kardiovaskular
Pemikiran negatif itulah yang justru meningkatkan stres kronis hingga memengaruhi otak secara negatif.