Suara.com - Tekan Perceraian, Pemkot Delaware AS Larang Pernikahan Anak di Bawah Umur
Di antara tahun 2000 dan 2010 diperkirakan terdapat sekitar 248 ribu orang anak, beberapa di antaranya berusia 12 tahun, menikah di Amerika.
Studi menunjukan bahwa kebanyakan remaja yang dipaksa menikah menghadapi masalah keuangan dan perceraian. Demi menekan angka itu, pemkot Delaware akhirnya menjadi negara bagian pertama yang melarang perkawinan di bawah umur 18 tahun.
Katie menikah dengan Benjamin Burns yang seumuran dengan ayahnya. Sewaktu duduk di bangku SMA, Katie mengandung Zena, putrinya. Pacarnya, Ben, berusia 30 tahun, beresiko dikenai dakwaan hukum perkosaan dengan anak di bawah umur. Katie kemudian menikah dengan Ben pada usia 16 tahun.
Baca Juga: Forever Engagement, Saat Pernikahan dan Perceraian jadi Momok Pasangan Muda
"Ia harus masuk penjara atau harus menikah. Kedengarannya kami menikah bukan karena cinta. Namun kami menikah karena cinta. Saya mencintainya. Dia mencintai saya, hanya saja waktunya belum tepat," jelasnya seperti mengutip VOAindonesia.
Benjamin Burns, 30 tahun, suami Katie, mengatakan, "Awalnya orang-orang berbicara tentang aborsi dan saya katakan, tidak, kami tidak akan melakukannya. Apa yang terjadi, terjadilah. Saya akan keluar penjara suatu saat nanti. Itulah saatnya untuk memikirkan perkawinan dan kuharap ibunya setuju,"
Ibu Katie, Evelyn Montgomery, awalnya keberatan.
"Saya merasa marah, sangat marah. Namun pada waktu itu, saya juga sedang memiliki masalah sendiri,"
Evelyn akhirnya menyetujui keinginan Benjamin yang berusia 30 tahun untuk menikahi putrinya yang berusia 16 tahun, walau keduanya dianggap terlalu muda untuk menikah.
Baca Juga: Ogah Cerita Soal Perceraian, Gading Marten: Nggak Pengen Istri Gue Dibenci!
Pam Strawbridge, seseorang yang bekerja di kantor pemerintah daerah Pemiscot di Missouri. Ia menandatangani akta perkawinan ribuan warga yang tersimpan rapat di dalam lemari.