Suara.com - Anda mungkin pernah mendengar beberapa kabar tentang orang dengan kelamin ganda. Kelamin ganda alias ambigus genitalia adalah kondisi langka seorang bayi memiliki dua jenis alat kelamin, yakni pria dan wanita.
Bayi dengan kondisi seperti ini artinya memiliki alat kelamin yang tidak berkembang sempurna. Akibatnya, bayi tersebut memiliki dua jenis kelamin.
Pada dasarnya dilansir dari Mayo Clinic, kelamin ganda bukan suatu penyakit. Kondisi ini hanya akibat dari gangguan perkembangan seks yang ketahuan ketika bayi lahir.
Umumnya, kondisi seperti ini lebih banyak dialami oleh pria daripada wanita. Kondisi ini bisa terjadi karena ada masalah selama masa kehamilan yang akhirnya mengganggu perkembangan kelamin.
Baca Juga: 28 Tahun Punya Kelamin Ganda, Akhirnya Orang ini Tahu Gender Aslinya
Sampai akhirnya menyebabkan ada ketidakcocokan antara wujud alat kelamin eksternal dengan jenis kelamin genetik. Adapun beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi lahir dengan kelamin ganda, antara lain:
1. Androgen insensitivity syndrome (AIS)
Suatu kondisi genetik yang ditandai oleh ketidakcocokan jaringan janin terhadap hormon pria. Hal ini memengaruhi perkembangan genital.
Misalnya, bayi yang baru lahir mungkin memiliki organ reproduksi wanita tapi ia juga memiliki testis.
2. Congenital adrenal hyperplasia (CAH)
Baca Juga: Kasus Mr P Menantu Terlalu Besar Heboh, Ini Dampak Ukuran Alat Kelamin
Suatu kondisi bawaan yang memengaruhi produksi hormon. Seorang anak dengan CAH bisa kekurangan enzim tertentu dan itu memicu pembentukan hormon berlebihan.
3. Gangguan kromosom seks
Alih-alih bayi lahir semestinya memiliki kromosom seks XX atau XY, bayi dengan kelamin ganda mungkin punya campuran keduanya. Selain itu, bisa juga gen spesifik pada kromosom Y tidak aktif atau salah satu dari kromosom X memiliki kromosom Y sedikit yang melekat.
Penelitian di Universitas California Los Angeles (UCLA) menunjukkan kelamin ganda bisa disebabkan oleh penggandaan gen tertentu pada kromosom seks.
Pastinya kelamin ganda ini bisa mengganggu perkembangan seksual laki-laki. Oleh karena itu, bayi yang secara genetis laki-laki bisa terlihat seperti perempuan.
4. Faktor ibu
Ibu hamil yang memiliki tumor mungkin menyekresi androgen selama masa kehamilan. Selain itu, kelebihan hormon pria juga bisa memengaruhi perkembangan genital bayinya.
Dalam kasus lain, plasenta mungkin kekurangan enzim tertentu yang gagal menonaktifkan hormon laki-laki. Akibatnya bayi yang terlahir perempuan justru maskulin dan kelebihan hormon pria.