Suara.com - Hari Remaja Internasional, PKBI Jakarta Ajak Remaja Bahas Kesehatan Reproduksi
Hari Remaja Internasional yang jatuh setiap tanggal 12 Agustus dimanfaatkan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DKI Jakarta dengan mengumpulkan remaja untuk membahas kesehatan reproduksi.
Ketua Pengurus PKBI DKI Jakarta, John Alubwaman, menyebut tidak sedikit remaja yang masih menganggap pembicaraan seputar kesehatan reproduksi sebagai hal yang tabu. Akibatnya, remaja mendapatkan informasi yang tidak akurat terkait hal ini.
Risiko masalah kesehatan pun mengintai remaja, mulai dari kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, hingga infeksi menular seksual dan penyakit HIV-AIDS. Hal-hal ini sejatinya menurut John bisa dicegah jika remaja mendapat informasi seputar kesehatan reproduksi yang tepat.
Baca Juga: Diabetes Pengaruhi Kesehatan Reproduksi? Ini Kata Dokter
"Di klinik saya, dari 309 remaja, 68 persennya menderita infeksi menular Seksual. Kan yang mengalami infeksi menular Seksual ini tandanya sudah aktif berhubungan Seks. Ini hanya satu klinik kecil saja, di Indonesia ada berapa puluh ribu klinik, rumah sakit, bisa bayangkan ini masalah serius," katanya dalam temu baru-baru ini.
Tak hanya soal hubungan seks, pembicaraan tentang kesehatan reproduksi juga membahas seputar kebersihan organ kelamin. Sebabnya disampaikan John, masih ada remaja yang tidak paham mengenai menstruasi dan cara menjaga kebersihan area kelamin.
Untuk itu, PKBI Jakarta merasa penting untuk menjangkau remaja melalui institusi pendidikan seperti sekolah. PKBI Jakarta telah menjalankan kerja sama dengan layanan kesehatan yaitu Puskesmas Kecamatan di wilayah terdekat sekolah melalui Poli PROMKES (Promosi Kesehatan) dan Poli PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). PKBI Jakarta juga mendorong kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam upaya membentuk perilaku remaja untuk memperhatikan kebersihan organ reproduksi melalui pemberian edukasi kesehatan reproduksi yang komprehensif.
Pemberian edukasi kesehatan reproduksi rutin dilakukan oleh guru terlatih di mana materi tersebut disisipkan pada waktu kegiatan belajar mengajar di 5 sekolah wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat, di antaranya SMP Negeri 90, SMP Negeri 99, SMP Negeri 97, SMP Negeri 82, dan MTS Negeri 10.
"Tentu saja kami sebagai lembaga swadaya masyarakat tidak memiliki anggaran untuk menjangkau seluruh sekolah di DKI Jakarta. Karena itu menurut kami keterlibatan pemerintah daerah penting, agar pendidikan kesehatan reproduksi yang baik dan benar bisa diterima oleh seluruh remaja di sekolah," tutupnya.
Baca Juga: Tasya Kamila: Remaja Wajib Tahu Kesehatan Reproduksi