Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Pakar : Itu Ilegal dan Beresiko

Senin, 12 Agustus 2019 | 14:03 WIB
Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Pakar : Itu Ilegal dan Beresiko
Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Pakar : Itu Ilegal dan Beresiko [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Llenas kini menerima sekitar 10.000 ons susu dari 30 ibu yang berbeda selama setahun, dan kemudian sesekali melengkapi makanan anaknya dengan susu formula. Dia sering mengajukan pertanyaan pribadi pada para ibu yang akan akan mendonorkan ASI untuknya.

"Mereka, para ibu donor ASI itu berbagi hasil tes darah kok, mereka adalah pahlawan super baik hati," katanya.

Pakar ingatkan bahaya yang mengintai

Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)
Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)

Seorang peneliti di Nationwide Children's Hospital di Ohio yang telah mempelajari fenomena transaksi donor ASI ini, ia mengatakan timnya telah menghitung puluhan ribu postingan per tahun yang menawarkan jual beli atau membagikan ASI di situs-situs ini di AS. 

Baca Juga: Penelitian Sebut Ibu dengan HIV/AIDS Bisa Menyusui, Asalkan ...

Namun, kata dia, komunitas dan transaksi ini adalah ilegal yang tidak diatur oleh hukum federal dan sebagian besar negara bagian.

"ASI ini tidak disaring dan tidak dipasteurisasi, itulah sebabnya baik Food and Drug Administration atau American Academy of Pediatrics menyarankan agar tidak menggunakannya. Jika kita berbicara tentang bayi sehat yang ada di rumah dengan keluarga mereka, benar-benar tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menyediakan ASI hasil donor secara online tidak sepenuhnya aman," kata Dr. Mandy Brown Belfort, seorang neonatologis di Brigham and Women's Hospital.

"Saya akan sangat menyarankan orang agar tidak membeli ASI secara online. Risiko utama ASI yang tidak diskrining adalah bahwa ibu bisa menularkan penyakit melalui itu, seperti HIV atau sifilis," timpal Sarah Keim, peneliti di Rumah Sakit Anak Nasional.  

Apalagi, ASI yang diperah, disimpan dan dikirim secara tidak tepat juga dapat terkontaminasi bakteri.

Satu studi yang dilakukan oleh tim Keim menemukan tingkat tinggi bakteri patogen, termasuk salmonella, dalam sampel ASI yang dibeli secara online.  

Baca Juga: Nila Moeloek Siap Tegur Kantor yang Tak Punya Ruangan untuk Ibu Menyusui

Dalam studi itu, para peneliti menentukan bahwa lebih dari 70 persen sampel yang mereka beli dari situs online tidak memenuhi persyaratan kesehatan ASI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI