Suara.com - Bukan rahasia lagi bahwa menghabiskan waktu di alam terbuka sangat baik untuk kesehatan. Selama bertahun-tahun, para peneliti telah merinci bagaimana orang-orang yang tinggal di dekat ruang hijau - taman, jalan-jalan yang dipenuhi pepohonan, pedesaan - memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.
Hingga akhirnya, para peneliti menemukan ide bahwa berjalan tanpa alas kaki di rumput memiliki dampak kesehatan yang baik pada tubuh manusia, Gagasan dibaliknya adalah apa yang disebut grounding, bahwa manusia berevolusi dalam kontak langsung dengan muatan listrik halus Bumi, tetapi hal itu telah kehilangan koneksinya akibat pembangunan gedung, pengunaan furnitur, atau pemakaian sepatu dengan sol sintetis yang mengisolasi.
Dalam artikel di Chicago Tribune yang ditulis oleh Carrie Dennet, seorang nutrisionis terdaftar, disebutkan bahwa para pendukung paham grounding mengatakan pemutusan kontak dengan bumi ini mungkin berkontribusi pada penyakit kronis yang lazim terjadi di masyarakat. Dan memang ada beberapa ilmu yang dapat menjelaskan bahwa berjalan tanpa alas kaki dan menapak langsung dengan tanah dapat memberikan perubahan hampir instan dalam berbagai tindakan fisiologis, seperti membantu meningkatkan tidur, mengurangi rasa sakit, mengurangi ketegangan otot, dan menurunkan stres.
Ada banyak alasan bahwa terhubung dengan alam sangat baik untuk pikiran dan tubuh, tetapi faktor arus listrik mungkin bukan yang Anda pertimbangkan.
Baca Juga: Jalan Kaki Cari Toilet, Wanita Ini Malah Jatuh dari Tebing
Jika Anda mengingat kembali saat terakhir Anda mengambil kelas sains, Anda mungkin ingat bahwa semuanya, termasuk manusia, terdiri dari atom. Partikel-partikel mikroskopis ini mengandung sejumlah elektron bermuatan negatif yang sama, yang berpasangan, dan proton bermuatan positif, sehingga atom menjadi netral - kecuali jika kehilangan elektron.
Ketika sebuah atom memiliki elektron yang tidak berpasangan, ia menjadi "radikal bebas" dengan muatan positif, yang mampu merusak sel-sel kita dan berkontribusi terhadap peradangan kronis, kanker, dan penyakit lainnya. Dalam hal ini, "positif" bukanlah hal yang baik.
Salah satu alasan kontak fisik langsung dengan tanah mungkin memiliki efek fisiologis yang menguntungkan adalah permukaan bumi memiliki muatan negatif dan terus-menerus menghasilkan elektron yang dapat menetralkan radikal bebas, atau dengan kata lain bertindak sebagai antioksidan.
Anda selama ini mungkin menganggap antioksidan hanya berasal dari makanan, seperti diet yang kaya buah-buahan, sayuran, dan makanan lain yang menyediakan beta-karoten, selenium, lutein, likopen, dan vitamin A, C, dan E. Namun, ternyata, kita mungkin bisa mendapatkan antioksidan secara langsung dari bumi.
Penelitian juga menunjukkan kontak fisik dengan permukaan bumi dapat membantu mengatur sistem saraf otonom kita dan menjaga ritme sirkadian kita - yang mengatur suhu tubuh, sekresi hormon, pencernaan dan tekanan darah - disinkronkan dengan siklus siang / malam. Desinkronisasi jam internal telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, sebagaimana dibuktikan oleh penelitian terhadap para pekerja shift.
Baca Juga: Lilik Jalan Kaki Jogya - Jakarta, Mahasiswa Miskin Titip Surat buat Jokowi
Kuncinya mungkin dampak pada saraf vagus. Ini adalah saraf terbesar dari sistem saraf otonom - memanjang dari otak ke usus besar - dan memainkan peran kunci dalam fungsi jantung, paru-paru, dan pencernaan. Jika saraf ini kuat, Anda akan merasa rileks lebih cepat setelah mengalami stres, namun jika lemah, hal ini dikaitkan dengan peradangan kronis.