Gara-gara Warnai Rambut, Wajah dan Mata Gadis ini Membengkak

Minggu, 11 Agustus 2019 | 17:45 WIB
Gara-gara Warnai Rambut, Wajah dan Mata Gadis ini Membengkak
Ilustrasi mewarnai rambut (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa orang sangat suka mewarnai rambut mereka, umumnya, tanpa tahu apakah mereka alergi terhadap salah satu kandungan dalam obat pewarna yang digunakan atau tidak. Seperti kisah wanita ini.

Dilansir Daily Mail via INSIDER, seorang wanita bernama Steph O'Dell mewarnai rambutnya di salon lokal sebelum pergi ke acara ulang tahun saudaranya.

Di sini, O'Dell tahu bahwa dirinya alergi terhadap salah satu bahan perwarna rambut umum, paraphenylenediamine atau PPD, tetapi penata riasnya meyakinkan bahwa dia menggunakan pewarna organik yang tidak akan menjadi masalah.

Stylish-nya juga melakukan uji sempel di mana ia mengoleskan sedikit pewarna ke kulit O'Dell untuk melihat bagaimana reaksi bahan tersebut. 

Baca Juga: Hati-hati, Ini 5 Kesalahan saat Mewarnai Rambut

Meski sebenarnya O'Dell tahu sang stylish bertindak curang dengan menghapus sedikit perwarna sebelum mengering, gadis 24 tahun itu tetap melanjutkan.

Pada hari yang sama, O'Dell mengaku lehernya mulai merasa gatal dan terbakar. Ia juga merasa kepalanya 'mengencang'.

Ilustrasi alergi PDD (YouTube/  Le Parisien)
Ilustrasi alergi PDD (YouTube/ Le Parisien)

Keesokan harinya, wajahnya membengkak seakan kepalanya membesar. Bahkan matanya yang juga membengkak, menutup, tidak dapat membuka sama sekali.

Setelah itu ia dilarikan ke rumah sakit dan dirawat selama lima hari. Dokter memberinya steroid agar bengkaknya berhenti. Untungnya, setelah 24 bengkak berkurang, ia dapat melihat lagi.

Kasus ini sudah sering terjadi, seorang mahasiswi kepalanya membengkak akibat alergi PPD.

Baca Juga: Benarkah Sering Mewarnai Rambut Bisa Sebabkan Kanker?

Reaksi PPD dari pewarna rambut paling mungkin memengaruhi kulit kepala, tetapi jika pewarna itu menetes, bisa saja masuk ke mata, leher, atau wajah dan menyebabkan reaksi, kata dokter kulit Dr. Joshua Zeichner.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI