Suara.com - Sebuah penelitian yang dari University of Illinois di Urbana-Champaign menunjukkan, 78% orang optimis memiliki kualitas tidur yang lebih baik daripada orang pesimis.
Tidak hanya itu, 75% orang optimis tidak mengalami gejala insomnia daripada pesimistis.
Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Behavioral Medicine ini, tim merekrut lebih dari 3.500 orang berusia antara 32 hingga 51 tahun.
Optimisme peserta dinilai dengan menggunakan survei yang membuat mereka menilai pernyataan seperti, 'aku selalu optimis tentang masa depanku', dalam skala satu hingga lima, dengan lima sebagai nilai tertinggi.
Baca Juga: Menko Darmin Optimis Target Pertumbuhan Tercapai, Tapi Tergantung Global
Untuk tidur, para sukarelawan diminta untuk menilai keseluruhan durasi dan kualitas tidur mereka selama bulan sebelumnya.
Mereka juga ditanya apakah mereka mengalami kesulitan tidur atau insomnia.
Para peneliti menemukan, semakin tinggi skor optimisme peserta, akan meningkatkan peluang mereka untuk tidur nyenyak hingga hampir 80%.
"Kurangnya tidur yang sehat adalah masalah kesehatan masyarakat, karena kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko obesitas, hipertensi dan semua penyebab kematian yang lebih tinggi," kata pemimpin penulis Dr Rosalba Hernandez, seorang profesor pekerjaan sosial di Universitas Illinois di Urbana-Champaign.
Menurutnya, optimisme disposisional atau keyakinan bahwa hal-hal positif akan terjadi di masa depan merupakan aset psikologis untuk kelangsungan hidup bebas penyakit dan meningkatkan kesehatan.
Baca Juga: Eksklusif Daud Yordan: Optimis Pukul KO Aekkawee Kaewmanee
Sebenarnya tim peneliti mengatakan tidak yakin dengan mekanisme yang menyebabkan optimisme dapat menyebabkan tidur yang lebih baik. Tetapi mereka percaya itu karena kepositifan yang mengurangi efek stres dan membantu orang tidur dengan damai di malam hari.