Ilmuwan Rancang Implan Otak yang Bisa Kontrol Saraf dari Smartphone

Selasa, 06 Agustus 2019 | 14:48 WIB
Ilmuwan Rancang Implan Otak yang Bisa Kontrol Saraf dari Smartphone
Ilustrasi otak dan mesin (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan Rancang Implan Otak yang Bisa Kontrol Saraf dari Smartphone.

Tim peneliti Korea dan Amerika Serikat mengklaim berhasil menemukan perangkat implan otak kecil yang mampu mengontrol saraf hanya bermodal smartphone.

Penelitian yang diterbitkan Nature Biomedical Engineering ini meyakini alat temuan itu mampu mendeteksi dan mengobati risiko parkinson, alzheimer, kecanduan dan depresi. 

"Perangkat saraf nirkabel ini  memungkinkan pengobatan kronis dan neuromodulasi optik yang belum pernah dicapai sebelumnya," kata Raza Qazi Ketua Peneliti asal Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) dan University of Colorado Boulder mengutip Science Daily, Selasa (6/8/2019)

Baca Juga: BJ Habibie Ulang Tahun ke-83, Tips Jaga Kesehatan Otak Ini Bisa Ditiru

Mana yang lebih sering Anda pikirkan, makan atau bercinta?
Mana yang lebih sering Anda pikirkan, makan atau bercinta?

Perangkat ini semacam obat kartrid yang dapat diganti selayaknya permainan lego, berenergi rendah, tetapi memiliki koneksi selayaknya bluetooth kuat akan menargetkan neuron atau sel otak tertentu untuk diberikan pengobatan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Qazi mengatakan, teknologi ini selayaknya metode konvensional yang biasa digunakan para ilmuwan saraf. Cara kerjanya yakni melibatkan tabung logam dan serat optik untuk mengantarkan obat.

Tim gabungan ini berhasil membuat sebuah kerja revolusioner ketika menemukan perangkat yang mampu dikontrol dan diimplan dalam jangka panjang.

Obat yang bisa diganti dan diisi ulang ini sudah dirakit maupun diimplan pada otak tikus dengan memikirkan ketebalan rambut manusia.

Device ini terdiri dari mikrofluida dan LED kecil yang lebih kecil dari sebutir garam, untuk nantinya pengiriman dosis obat yang tidak terbatas karena bisa dikendalikan dari jauh oleh dokter.

Baca Juga: Peneliti Ingatkan Makanan Tinggi Kalori Sebabkan Penurunan Kesehatan Otak

Dokter ahli saraf nantinya dengan mudah mampu mengirimkan spesifikasi obat yang tepat pada hewan itu, tanpa keberadaan hewan tersebut berada di laboratorium. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI