Suara.com - Keamanan Pangan Langkah Pertama Menuju Pola Makan Sehat
Pola makan sehat tidak bisa dicapai melalui bahan makanan yang sehat saja. Pakar mengatakan keamanan pangan (food safety) yang sering diabaikan, justru menjadi faktor paling penting.
Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc, ahli pangan dan Ketua Pusat Pangan SEAFAST IPB mengatakan keamanan pangan wajib diperhatikan jika ingin memulai pola makan sehat.
Ia menyebut makanan apapun dengan nilai gizi tidak akan bermanfaat untuk tubuh jika sudah tercemar atau terkontaminasi.
Baca Juga: Mudah Kok, Yuk Terapkan Lima Kunci Keamanan Pangan Versi WHO
"Pangan kan mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Tapi kalau tercemar, terkontaminasi, atau ada bakterinya, maka protein, mineral, dan lain-lain itu tidak bisa dimanfaatkan oleh tubuh, malah bisa menyebabkan penyakit," tutur Prof Purwiyatno, di sela-sela acara Asian Congress of Nutrition 2019 di Nusa Dua, Bali, Senin (5/8/20190).
Bahkan menurut Prof Purwiyatno, sebuah bahan pangan tidak bisa disebut sebagai makanan jika mengabaikan aspek keamanan. Oleh karena itu, pengawasan keamanan pangan harus dimulai bukan sejak pangan diolah, namun sejak diproduksi.
"Misalnya penggunaan pestisida, kalau ini pangan yang nanti digunakan untuk dimakan manusia, maka level kontaminan dari sisa-sisa pestisidanya bisa membuat produk pangan tidak aman. Jadi kalau bicara pangan yang pertama harus aman dulu," urainya lagi.
Di kesempatan yang sama, Dr. Ir. Roy Sparringa M.App.Sc menekankan pentingnya pengawasan komunitas dalam keamanan pangan. Sebab, pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak bisa bekerja sendirian.
Ia mengambil contoh pengawasan keamanan pangan di pasar. Pasar merupakan tempat utama transaksi jual-beli bahan pangan masyarakat untuk rumah tangga ataupun usaha.
Baca Juga: Ibu, Lakukan Ini Agar Keamanan Pangan Anak Terjaga
"Pasar kan tempat orang beli bahan pangan. Kalau dari pasar saja makanan sudah tidak aman, food safety tidak terjaga, begitu akhirnya dimasak di rumah atau dijual lagi dalam bentuk makanan sudah tidak sehat," ungkapnya.