Suara.com - Mati Listrik Bikin ASI Perah Tak Berkualitas, Ini Saran Pakar.
Kesibukan dan jumlah ASI yang melimpah merupakan dua alasan utama mengapa ibu zaman sekarang selalu menggunakan metode pumping dan menyetok ASI untuk sang buah hati.
Sementara saat ini, masalah mati listrik dapat menyebabkan stok ASI perah menurun.
ASI perah yang harusnya bisa bertahan sampai 12 jam saat disimpan di dalam mesin pendingin, jadi hanya mampu bertahan sampai empat jam saja di suhu biasa.
Baca Juga: Pekan Menyusui Sedunia 2019 : AIMI Gelar Menyusui Serentak
Menurut dokter sekaligus pejuang ASI, dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, ASI perah baiknya dilakukan sebagai pilihan terakhir bila memang ibu sudah tidak memungkinkan lagi untuk menyusui ASI secara langsung kepada anak.
Dikatakan dr. Utami, jika ASI perah memiliki satu keunggulan yaitu anak mendapat manfaat dari kandungan ASI, maka pemberian ASI melalui proses menyusui langsung memiliki tiga keunggulan sekaligus.
"Menyusui langsung memiliki manfaat bagi kesehatan mental anak. Makanya menyusui adalah ibadah. Kedua ada keuntungan kesehatan bagi ibu dan ketiga ada manfaat (kandungan) ASI yang diterima anak," kata dr. Utami saat ditemui Suara.com baru-baru ini.
Ia melanjutkan bagaimana tiga penelitian yang pernah Ia baca, yaitu penelitian dari Inggris (2002), Amerika Serikat (2015) dan Australia (penelitian dilakukan 15 tahun), membuktikan mengenai manfaat besar ketika ibu menyusui secara langsung.
"Enam bulan diberi ASI eksklusif sampai dua tahun dan disusui bukan ASI perah, anak-anak ketika usia 5 tahun, akan lebih jarang tantrum mencuri dan berbohong," katanya.
Baca Juga: Pekan ASI Sedunia, 8 Seleb Hollywood Ini Berbagi Kisah saat Menyusui
Memasuki usia 14 tahun, manfaat ASI langsung juga semakin besar. Risiko anak melakukan tindakan seperti melawan hukum, melakukan kejahatan remaja, psikosomatis dan depresi juga menurun.
"Ini evidence based-nya adanya hubungan menyusui jangka panjang terhadap mental dan remaja. Itu (manfaat) pada anak," tambahnya.
Sementara pada ibu, manfaat menyusui langsung menurut penelitian yang dilakukan selama 40 tahun, kata dr Utami adalah ibu terhindar dari berbagai penyakit mematikan seperti kanker payudara, stroke, penyakit jantung koroner, diabetes sampai alzheimer.
Meski demikian, tambah dr. Utami, menyusui langsung bukan kewajiban seorang ibu. "Menurut saya menyusui bukan kewajiban ibu tapi hak ibu. Tapi kewajiban ayah membuat ibu merasa nyaman dan ASI-nya lancar."
Ia melanjutkan, ayah yang supportif, akan membuat keberhasilan pemberian ASI eksklusif hingga 40 persen. "Kalau tidak supportif, hanya 18 persen. Tidak sampai setengahnya," tutup dr. Utami.
Jadi mati lampu bikin ASI perah tak berkualitas, pakar ini sebut berikan ASI langsung memiliki manfaat yang besar.