Suara.com - Pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu 4 Agustus cukup membuat masyarakat panik. Pasalnya pemadaman ini berdampak luas di wilayah Jawa dan sekitarnya, termasuk Jakarta, dan berlangsung lebih dari delapan jam. Lantas bagaimana operasional rumah sakit? Bagaimana nasib pasien?
Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Lies Dina Liastuti, mengatakan bahwa saat pemadaman listrik kemarin RSCM terpaksa beroperasi menggunakan genset.
"Walaupun terjadi mati listrik, RSCM survive. Semua kegiatan di rumah sakit berjalan lancar dengan bantuan genset selama 8 jam dan semua aktifitas berjalan lancar," ungkap dokter Lies Dina kepada Suara.com usai peresmian Pusat Layanan Prostat Terpadu RSCM, Jakarta Pusat, Senin(5/8/2019).
Ia melanjutkan, tidak ada satupun alat penunjang kehidupan yang mati, hanya jaringan yang sempat terganggu sehingga harus diganti secara manual. RSCM memiliki mekanisme back up sistem yang sangat baik. Pastinya semua rumah sakit memiliki MOU dengan PLN.
Baca Juga: Jakarta Mati Listrik, Natasha Rizky Lakukan Ini ke Anak
"Rumah sakit adalah objek yang sangat vital. Seharusnya tidak ada mati listrik. Jadi kalau sampai mati seperti kemarin berarti masalahnya sudah sangat berat. Untuk mengatasi mati listrik rumah sakit, kami udah memiliki standar dan simulasi yang dilakukan 3 bulan sekali," sambungnya.
Dokter Lies Dina Liastuti menambahkan, bahwa semua kegiatan medis dan operasi serta ruangan vital seperti ICU, IGD, NICU tetap berjalan dengan lancar. Namun ia berharap jika terjadi mati listrik seperti kemarin, Pertamina menyediakan pasokan solar.
"Kalau mati berkepanjangan bagaimana lagi. Untuk itu, tadi malam kami minta solar ke Pertamina. Bahkan pihak Pertamina kelabakan karena semua rumah sakit membutuhkan solar. Semoga Pertamina banyak pasokan solar yang tersedia," tutupnya.