Dikira Benjolan Rambut Biasa, Ternyata Pria Ini Derita Kanker Langka

Sabtu, 03 Agustus 2019 | 12:36 WIB
Dikira Benjolan Rambut Biasa, Ternyata Pria Ini Derita Kanker Langka
Ilustrasi rumah sakit. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria 21 tahun terkejut ketika dirinya divonis menderita kanker langka pseudomyogenic hemangioendothelioma (PHE). Padahal mulanya dia mengira benjolan di kakinya hanyalah rambut yang tidak tumbuh keluar.

Awalnya, Michael Croteau mengira benjolan di pahanya disebabkan rambut yang tidak tumbuh atau tidak keluar dari kantungnya sehingga bergelung di bawah kulit.

Namun seiring berjalannya waktu. Michael justru merasa kesakitan di bagian lutut kanan dan otot pahanya. Tiga bulan kemudian, benjolan di pahanya justru semakin membesar.

Saat itulah Michael baru tergugah untuk pergi ke dokter memeriksakan benjolan di pahanya. Apalagi benjolan itu sudah berubah warna.

Baca Juga: FDA Tarik Semua Implan Payudara yang Sebabkan Risiko Kanker Langka

"Saya merasakan ada benjolan di paha kanan yang aku kira karena rambut tumbuh ke dalam. Sebelumnya saya belum pernah mengalami hal seperti itu hingga saya memastikan benjolan itu bukan karena rambut yang tidak keluar," katanya, dikutip dari Mirror.

Setelah melakukan pemeriksaan, Michael lantas terkejut ketika dokter mengatakan bahwa benjolan di pahanya itu adalah kanker.

ilustrasi pria sakit kanker (Shutterstock)
ilustrasi pria sakit kanker (Shutterstock)

Michael lantas pergi ke dokter kulit spesialis sarkoma lainnya di Dallas untuk mencari jawaban lain mengenai kondisinya seraya memperlihatkan hasil MRI dan CT scan.

Ternyata dokter kulit kedua yang ditemuinya juga mengatakan bahwa benjolannya tersebut sejenis kanker langka.

"Dokter di Dallas memberi tahu saya bahwa itu kanker langka yang jarang terjadi di Amerika Serikat. Diagnosis itu benar-benar mengejutkan karena saya tidak pernah terpikirkan akan menderita kanker," ujarnya.

Baca Juga: Pasang Implan Bokong, Wanita Ini Idap Kanker Langka dan Meninggal

Dokter pun sempat menyarankan Michael mengamputasi pahanya untuk menghentikan pertumbuhan tumor. Tetapi, tindakan amputasi tersebut ditolak oleh ahli bedah ortopedi yang juga menanganinya.

Akhirnya, dokter di MD Anderson Cancer Center Houston memutuskan untuk mengobati tumor Michael dengan obat kemoterapi oral dan terapi radiasi pada bagian pahanya untuk mengurangi rasa sakit.

Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

Pasalnya, saat ini kanker yang diderita Michael belum bisa disembuhkan. Perawatan kemoterapi tersebut hanya untuk menghentikan pertumbuhan tumornya.

"Sarkoma umumnya tumbuh lambat dan ada risiko bisa menyebar tapi tidak terlalu agresif," kata Michael.

Susan, ibu Michael merasakan sedih ketika mendengar kondisi penyakit anaknya tidak dapat disembuhkan. Bahkan mereka tidak tahu proses perkembangan tumor yang dimiliki anaknya.

Beruntungnya, setelah setahun didiagnosis dan menjalani serangkaian terapi. Tumor di paha Michael tidak tumbuh membesar dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Meski begitu, tumornya juga tidak menjadi lebih kecil. Sehingga masih sulit untuk Michael mengira kemungkinan yang terjadi di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI