Suara.com - Beberapa waktu yang lalu Syahrini, didampingi oleh adiknya, Aisyahrani, membuat vlog QNA yang diunggah ke kanal YouTube-nya pada Senin (22/7/2019) lalu.
Dalam video tersebut Syahrini menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh warganet. Salah satunya tentang isu kehamilannya.
"Didoain aja sama pemirsa yang ada di YouTube-nya Incess. Semua doa yang terbaik untuk Incess, mohon doanya. Amiin," jawab Syahrini.
Jawaban ini tentu tidak memuaskan rasa penasaran warganet hingga Ivan Gunawan, secara tidak langsung membenarkan bahwa penyanyi tersebut sedang hamil.
Baca Juga: Ivan Gunawan Ungkap Syahrini Hamil, Reino Barack Harus Tahu Hal Ini
"Happy birthday ibu @princessyahrini panjang umur. Sehat ibunya, sehat babynya, doain anak mau konser buu," tulis Ivan Gunawan.
Hamil di usia 37 tahun seperti Syahrini dinamakan kehamilan geriatri. Kehamilan ini terjadi pada wanita yang sudah berusia di atas 35 tahun.
Kehamilan geriatri ini mempunyai cukup banyak risiko. Mulai dari kelahiran prematur hingga bayi lahir dengan kelainan kromosom.
Tetapi, terlepas dari risiko ini, kehamilan geriatri juga mempunyai keuntungan seperti hasil dari penelitian terhadap lebih dari 1,5 juta orang Swedia.
Melansir Telegraph UK, hasil dari penelitian itu menunjukkan anak yang lahir dari ibu yang lebih tua cenderung memiliki postur tubuh lebih tinggi, lebih sehat dan berprestasi daripada saudara kandung yang lahir sebelum mereka.
Baca Juga: Syahrini Dikabarkan Hamil, Ini Rekomendasi Makanan Selama Trimester Pertama
Ini adalah temua studi baru oleh Mikko Myrskylä dari Institut Max Planck untuk Penelitian Demografi dan Kieron Barclay dari London School of Economics, yang terbit pada 2016 lalu.
Barclay dan Myrskylä melihat data dari lebih dari 1,5 juta pria dan wanita Swedia yang lahir antara tahun 1960 dan 1991. Mereka memeriksa hubungan antara usia seorang ibu pada saat kelahiran, dan tinggi badan, kesehatan, dan pencapaian pendidikan anak-anaknya.
Mereka menemukan, seiring berjalannya waktu, orang-orang semakin sehat dan kesempatan pendidikan meningkat.
"Kita perlu mengembangkan perspektif yang berbeda tentang usia ibu lanjut. Orang tua yang mengharapkan (anak) biasanya sangat menyadari risiko yang terkait dengan kehamilan di usia lanjut, tetapi mereka kurang menyadari efek positifnya," ujar Myrskyla.