Polusi Jakarta: Benarkah Tanaman Bisa Bersihkan Udara?

Jum'at, 02 Agustus 2019 | 15:25 WIB
Polusi Jakarta: Benarkah Tanaman Bisa Bersihkan Udara?
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat kebijakan untuk menangani polusi di Jakarta dengan menggunakan tanaman lidah mertua.

Menurut Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, ini adalah salah satu upaya Pemprov, meskipun sebenarnya masih ada beberapa cara lain juga.

"Apakah ini (lidah mertua) satu-satunya, tentu tidak. Jadi itu bagian dari usaha kita," ujar Anies di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (22/7/2019) pekan lalu.

Anies menyebut kebijakan ini diambil dari rekomendasi Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta soal tanaman yang bisa membantu mengatasi polusi.

Baca Juga: Kurangi Polusi, Dishub DKI Bakal Perluas Ganjil Genap saat Musim Kemarau

"Dinas kehutanan mendapatkan rekomendasi beberapa tanaman yang diharapkan bisa ikut mengendalikan pencemaran udara," jelas Anies.

Namun, benarkah tanaman dapat mengatasi polusi?

Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]

"Ini adalah fenomena yang sedang tumbuh sekarang," kata Bill C. Wolverton, salah satu peneliti NASA asli dan penulis buku Plants: Why You Can't Live Without Them.

Wolverton telah bekerja di Jepang, di mana tenaman telah digunakan untuk membuat 50 hingga 60 'kebun ekologis' di rumah sakit.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2009 yang dilakukan melalui tes rumah kaca, tim peneliti Univeritas Negeri Pennsylvania menemukan tanaman dapat mengurangi ozon di dalam ruangan, yang dapat dipancarkan oleh mesin fotokopi dan pinter laser.

Baca Juga: Orang Ini Dicela Habis-Habisan karena Kritik Polusi Jakarta, Ini Sebabnya

Walau demikian, tidak semua peneliti yakin dengan solusi ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI