Induksi Persalinan Sangat Berisiko, Ada Cara Lain untuk Stimulasi Kontraksi

Kamis, 01 Agustus 2019 | 19:25 WIB
Induksi Persalinan Sangat Berisiko, Ada Cara Lain untuk Stimulasi Kontraksi
Ilustrasi ibu melahirkan. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Melansir INSIDER, induksi persalinan sebenarnya cukup umum. Sebanyak 30% wanita berhasil diinduksi dengan persetujuan.

Intervensi dapat secara medis sesuai jika seorang wanita dua minggu melewati tanggal kelahirannya, airnya pecah tetapi persalinannya tidak dimulai, ia memiliki infeksi rahim, atau bayinya berhenti tumbuh, menurut Mayo Clinic.

Tetapi, dalam beberapa kasus wanita justru meminta induksi persalinan meski secara medis tidak perlukan. Misalnya seperti seorang wanita yang tinggal jauh dari rumah sakit, mereka akan melakukan induksi persalinan untuk merencanakan persalinan sehingga seorang dokter mau datang ke rumah mereka.

"Itu tidak boleh dilakukan untuk kenyamanan. Itu harus dilakukan karena alasan medis yang berkaitan dengan kesehatan ibu atau kesehatan janin dan harus dibahas," kata bidan perawat bersertifika, Risa Klein.

Baca Juga: Bangkit dari Depresi Pasca Persalinan, Simak Tips Behati Prinsloo

Jadi, dokter bersalin pun tidak merekomendasikan induksi persalinan meski sudah disetujui. Kecuali jika adanya alasan medis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI