Suara.com - Setelah melakukan operasi payudara, Millendaru alias Millen Cyrus mengatakan tidak akan mengubah alat kelaminnya sebagai pria.
Millen mengaku sangat tegas tidak ingin mengubah alat kelaminnya karena ingin dikenal apa adanya sesuai identitasnya.
"Enggak, aku semua natural kok, masih original. Karena emang dari dasar hati aku juga enggak pengin mengubah, 'itu aku'. Tetap menjadi diriku seperti yang dikenal, seperti ini aja," kata Millen dalam Bisik-Bisik Tetangga MOP Channel.
Meski begitu, banyak publik sering menilai bahwa organ intim Millen tidak pernah terlihat menonjol layaknya pria ketika menggunakan pakaian mini.
Baca Juga: Apa Efek Samping dari Terapi Hormon yang Dilakukan Oleh Millen Cyrus?
Hal itulah yang membuat warganet sering terheran. Apakah Mr P Millen yang tidak terlihat menonjol merupakan efek dari terapi hormon?
Karena, Millen mengaku sudah pernah melakukan terapi hormon sebelum mengoperasi payudaranya seperti sekarang.
"Aku memang udah kode-kode gitu ke mamah. Maksudnya, udah terapi hormon gitu, kan. Maksudnya, udah nanggung nih (untuk operasi payudara)," tutur Millen saat menceritakan dirinya ketika meminta izin untuk operasi payudara pada ibunya.
Sebenarnya ada beberapa jenis terapi hormon estrogen pada pria, baik dengan cara disuntikkan maupun minuman pil.
Menurut dr. John Monheit dikutip dari Doctor Spring, estrogen adalah hormon seksual wanita yang bertanggung jawab untuk pengembangan, pertumbuhan dan diferensiasi karakteristik seksual.
Baca Juga: Meski Millen Cyrus Lakukan Terapi Hormon, Bagian Ini Tak akan Berubah!
Hormon estrogen ini melindungi wanita dari penyakit jantung, pembuluh darah dan meningkatkan harapan hidup.
Tetapi estrogen terkadang menyebabkan kerusakan pada kelenjar pituitari yang mengendalikan banyak sistem hormon dalam tubuh.
Ukuran dan bentuk payudara akan berubah secara perlahan seiring berjalannya waktu. Begitu pula dengan alat kelamin yang ikut terpengaruh secara perlahan.
Terutama pada pria yang melakukan terapi hormon estrogen, cairan testis yang mengandung sperma tidak akan lagi mengalir.
Cairan yang muncul selama ejakulasi mungkin tampak bersih dan dalam beberapa kasus ejakulasi bisa berhenti.
Selain itu, dorongan seks juga akan menurun dan bisa hilang. Apalagi pengerahan penis mungkin menjadi semakin sulit untuk dicapai dan dipertahankan.
Selanjutnya, akan terjadi pelunakan pada penis dan jaringan skrotum. Testis menjadi rusak setelah periode 2-5 tahun dan kemandulan permanen terjadi.
Sehingga, terapi estrogen pada pria tidak hanya akan memengaruhi organ intimnya. Tetapi, juga organ tubuh lain hingga emosionalnya.